Suara.com - Politisi Hanura, Ambroncius Nababan dikenal sebagai pentolan pendukung Joko Widodo saat maju di Pilpres 2019 bersama Ma'ruf Amin. Ia adalah Ketum DPP Projamin, singkatan dari Pro Jokowi-Ma'ruf Amin.
Siapa nyana, orang yang dikenal dekat dengan 'kekuasaan' itu kini tengah tersandung kasus hukum gegara unggahannya di media sosial menyandingkan foto eks komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai dengan foto hewan gorilla.
Ambroncius resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri atas cuitannya itu dengan dugaan ujaran kebencian bernada rasis. Ia resmi menyandang status tersangka pada Selasa (26/1/2021) kemarin.
"Ancamannya di atas lima tahun (penjara)," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Argo Yuwono saat jumpa pers di Mabes Polri, Selasa kemarin.
Baca Juga: Roy Suryo Samakan Ujaran Abu Janda dengan Rasis Natalius Pigai Gorila
Meski Ambroncius Nababan secara terbuka mengakui soal unggahan itu dan telah meminta maaf kepada Natalius Pigai dan masyarakat Papua, polisi menyatakan proses hukum tetap berjalan.
Dilansir dari Antara, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan menilai proses hukum terhadap politisi Ambroncius Nababan terkait ujaran rasisme merupakan bentuk ketegasan Polri.
'Kita melihat tindakan tegas dan cepat Bareskrim Polri dalam merespon kasus rasisme ini. Polri tegas terhadap siapa saja yang melanggar hukum," kata Edi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/1/2021) pagi.
Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini mengatakan perilaku Ambroncius terkait ujaran rasisme tidak dapat dibiarkan dan perbuatannya telah meresahkan masyarakat.
Sebelumnya, akun media sosial Facebook atas nama Ambroncius Nababan mengunggah konten bernuansa rasis terhadap mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai. Akun itu memuat foto kolase Natalius Pigai dan gambar satwa.
Baca Juga: Ambroncius Nababan, Tersangka Ujaran Rasis hingga Terancam 5 Tahun Bui
Semula kasus ini dilaporkan ke Polda Papua Barat namun diambil alih Bareskrim karena diduga diunggah di Jakarta dan terlapor juga berdomisili di Jakarta.
Pada Selasa (26/1), Bareskrim menetapkan Ambroncius sebagai tersangka setelah melakukan gelar perkara.
Dalam perkara ini, Bareskrim telah meminta keterangan Ambroncius pada Senin (25/1) malam sebagai saksi. Penyidik juga telah meminta keterangan lima saksi termasuk dari ahli pidana dan ahli bahasa.
Tersangka dijerat dengan UU nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik serta UU Nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.
Ambroncius membantah telah melakukan tindakan rasis. Saat tiba di gedung Bareskrim, Jakarta, Senin (25/1) malam untuk menjalani pemeriksaan, dia mengatakan kasus ini hanya masalah pribadi dengan Natalius Pigai,
Ambroncius menyebut semestinya penyidik menjadwalkan pemeriksaan terhadapnya pada Rabu (27/1), namun dia menyambangi Bareskrim Polri untuk menegaskan bahwa dia akan mengikuti proses hukum kasus tersebut.
"Saya enggak lari dan tidak akan ingkar dari hukum," katanya.