Suara.com - Selandia Baru mengungkapkan kemungkinan akan menutup perbatasannya selama tahun 2021 dikarenakan pandemi Covid-19 yang masih mengamuk.
Meski demikian, Selandia Baru akan tetap menyusun pengaturan perjalanan dengan negara tetangga dan negara-negara Pasifik lainnya.
Menyadur CNN, rencana perbatasan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern pada hari Selasa (26/1/2021).
"Mengingat risiko di dunia sekitar kita dan ketidakpastian peluncuran vaksin secara global, kami dapat memperkirakan perbatasan akan terpengaruh hampir sepanjang tahun ini," kata Jacinda Ardern pada konferensi pers.
Untuk memulai kembali perjalanan, pihak berwenang membutuhkan keyakinan bahwa mereka yang divaksinasi tidak menularkan Covid-19 kepada orang lain.
Selain itu, cukup banyak populasi yang perlu divaksinasi sehingga orang dapat dengan aman masuk kembali ke Selandia Baru, juga menjadi pertimbangan.
Tapi menurut Ardern, kedua kemungkinan itu akan memakan waktu.
"Sementara itu, kami akan terus mengejar gelembung perjalanan dengan Australia dan Pasifik, tetapi seluruh dunia hanya menimbulkan risiko yang terlalu besar bagi kesehatan dan ekonomi kami untuk mengambil risiko pada tahap ini." ujar Ardern.
Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi terpapar jenis dari Afrika Selatan baru-baru ini, membuat Australia menangguhkan gelembung perjalanan dengan Selandia Baru selama 72 jam.
Baca Juga: Berbulan-bulan Landai, Selandia Baru Laporkan Kasus Baru COVID-19 Lokal
Ardern mengatakan, regulator obat-obatan negara sedang berupaya memberikan persetujuan sementara untuk vaksin Pfizer Inc dan BioNTech SE.