Suara.com - Seorang diplomat Korea Utara, Ryu Hyun Woo membelot ke Korea Selatan saat menjabat jadi kepala misi di kedutaan besar di Kuwait. Beberapa orang menduga Ryu Hyun Woo datang dari keluarga terpandang di negeri pimpinan Kim Jong Un itu.
Menyadur Korea Herald Selasa (26/01), Ryu disebut sebagai menantu Jon Il Chun, mantan kepala Office 39, sebuah organisasi yang dikenal sebagai 'brankas pribadi' pemimpin Korea Utara.
Office 39 juga digunakan untuk mengelola dana rahasia dan pengadaan barang mewah bagi keluarga pejabat di sana.
Seorang pejabat Badan Intelijen Nasional menolak berkomentar terkait pembelotan Ryu. Namun ia disebut membelot ke Selatan demi masa depan anak-anaknya.
Baca Juga: Korea Utara Sebut AS Musuh Besar, Ancam Presiden Baru dengan Nuklir
Ia dilaporkan memasuki Korea Selatan bersama dengan keluarganya pada September 2019, namun keberadaannya sangat dirahasiakan.
New York Post melaporkan keberadaan Ryu akhirnya diungkap oleh Tae Yong Ho, sesama pembelot Hermit Kingdom yang kini menjadi anggota parlemen di Seoul.
"Saya memutuskan untuk membelot karena ingin memberikan masa depan yang lebih baik ," kata Ryu, menurut Agence France-Presse (AFP), mengutip surat kabar Maeil Business.
Ryu telah memimpin kedutaan Korea Utara di Kuwait sejak mantan Duta Besar So Chang Sik diusir setelah resolusi PBB tahun 2017 berupaya mengurangi misi diplomatik luar negeri negara itu.
Hal ini dilihat sebagai kunci karena Kuwait adalah sumber utama mata uang asing bagi Pyongyang, yang telah mengirim ribuan pekerja ke sana.
Baca Juga: Jadi Barang Langka, Ini Kisah Pria yang Selundupkan Lingerie ke Korea Utara
Tae Yong Ho juga adalah pembelot yang melarikan diri dari posisinya sebagai wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris sebelum menetap di Selatan pada tahun 2016.
Sekarang ia menjadi politisi di Selatan dan mendorong orang lain untuk mengikuti jalannya menuju kehidupan baru.
"Saya ingin menyampaikan kepada kolega saya yang bekerja di seluruh dunia dan elit Korea Utara bahwa ada alternatif selain Korea Utara dan pintunya terbuka," kata Tae dalam wawancara di konferensi Reuters Next baru-baru ini.