Klaim Dongkrak Ekonomi Umat, Jokowi Minta Wakaf Dikelola Secara Transparan

Senin, 25 Januari 2021 | 13:36 WIB
Klaim Dongkrak Ekonomi Umat, Jokowi Minta Wakaf Dikelola Secara Transparan
Presiden Joko Widodo (Jokowi). [Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus memberikan contoh kepada negara lain terkait praktik pengelolaan wakaf yang transparan karena dianggap bisa menggerakkan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan warga terutama umat muslim. 

"Sudah saatnya kita (Indonesia) memberikan contoh, praktik pengelolaan wakaf yang transparan, yang profesional, yang kredibel, yang bisa dipercaya, dan dapat memberikan dampak produktif bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam, serta sekaligus memberikan upaya signifikan dalam menggerakkan ekonomi nasional kita, khususnya di sektor UMKM," ujar Jokowi dalam sambutan peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Peresmian Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/1/2021).

Tak hanya itu, Jokowi menyebut ekonomi syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Pasalnya pengembangan ekonomi syariah tidak hanya dijalankan di negara dengan mayoritas penduduk muslim namun di negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Inggris. 

"Ekonomi syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Pengembangan ekonomi syariah tidak hanya dijalankan oleh negara dengan mayoritas penduduk Muslim, tetapi juga negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, Inggris, Amerika Serikat juga mengembangkannya," ucap dia.

Baca Juga: Jokowi: Potensi Wakaf Per Tahun Rp 2 Ribu Triliun

Karena itu peluang ekonomi syariah harus terus didorong dengan akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. 

"Kita harus menangkap peluang ini dengan mendorong percepatan, mendorong akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global," tutur Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah (PR). Pasalnya, indeks literasi ekonomi syariah Indonesia masih rendah 16,2 persen.

"Ini masih rendah. Masih banyak ruang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan," kata Jokowi.

Selain itu kata Jokowi, yang perlu dilakukan yakni terus menata rantai nilai halal pada sektor riil yang mendukung UMKM, termasuk pengembangan ekonomi kreatif. Kemudian juga memperkuat industri keuangan syariah dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia. 

Baca Juga: Tak hanya di Negara Muslim, AS dan Inggris Diklaim Jalankan Ekonomi Syariah

Kepala Negara menargetkan insyaAllah di bulan Februari 2021 bank syariah terbesar di Indonesia rampung. 

"Kita sudah targetkan InsyaAllah di bulan Februari sudah bisa diselesaikan.  Kita mengembangkan Bank Wakaf Mikro di berbagai tempat dan memperkuat lembaga zakat, infak, sedekah, wakaf, untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi umat," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyambut baik peresmian brand ekonomi syariah. 

"Ini sangat penting untuk meningkatkan awareness masyarakat sebagai dukungan atas dukungan seluruh kegiatan ekonomi syariah di Indonesia, dan menyatukan gerakan di Indonesia," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI