Diguncang Gempa Susulan, Cerita Pilu Risma Lahirkan Gempita di Pengungsian

Senin, 25 Januari 2021 | 13:00 WIB
Diguncang Gempa Susulan, Cerita Pilu Risma Lahirkan Gempita di Pengungsian
Bayi mungil bernama Nuraisyah Gempita lahir di tenda pengungsi di pegunungan Kabiraan/ ist
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang bayi mungil bernama Nuraisyah Gempita lahir saat warga di Kabupaten Majene Sulawesi Barat masih diselimuti ketakutan pascagempa. Mirisnya, bayi tersebut terpaksa dilahirkan ibunya, Risma (33) di tenda pengungsian. 

Bayi dari ayah yang bernama Ciro itu lahir Sabtu 23 Januari 2021 pukul 17.00 WITA sore.

Keluarga Ciro, terpaksa melahirkan anak ketiganya di dalam tenda, karena rumah mereka hancur saat diguncang gempa Dengan kekuatan 6,2 Skala Richter pada 15 Januari 2021 dinihari.

Hingga kini, keluarga Ciro sudah 12 hari  berada di dalam tenda pengungsian dan belum memiliki tempat tinggal yang layak.

Baca Juga: 6 Hari Sakit, Korban Gempa Meninggal di Tenda Pengungsian

“Saat ini kami sekeluarga dan juga pengungsi lainnya masih berada di pengungsian, termasuk bayi saya masih bertahan di tenda pengungsian, hanya saja kami kekurangan perlengkapan bayi dan ibunya,”terang Ciro saat dihubungi Terkini.id--media jaringan Suara.com, Senin 25 Januari 2021. 

Ciro menyampaikan usia kandungan istrinya saat terjadi gempa sudah memasuki bulan kelahiran.

“Ketika terjadi bencana gempa, usia kandungan istriku sudah masuk bulan untuk melahirkan. Awalnya, bidan setempat menganjurkan istri saya dievakuasi ke rumah sakit tetapi kondisi jalan kurang bagus mengingat banyak longsoran sehingga kami memilih bertahan di tenda saja,” ujarnya. 

Saat persalinan, kata Ciro, ukuran berat badan putrinya itu sekitar 2,8 kg. Bayi lahir dalam kondisi sehat. Setelah dilahirkan secara normal, bayi dibersihkan dengan alat pembersih seadanya dibantu bidan setempat.

Sang bayi akhirnya diberi nama Nuraisyah Gempita. Menurut dia, nama itu punya makna tersendiri, di mana putri mungilnya dilahirkan dalam suasana gempa.

Baca Juga: Pemulihan Pasca Gempa Majene dan Mamuju, BNPB Tidak Mau Seperti Lombok

“Karena di sini masih sering ada gempa susulan sehingga kami memberinya nama Gempita di belakang namanya. Nama lengkapnya Nuraisyah Gempita,” katanya. 

Meskipun terlahir di tenda ia mengaku tetap bahagia dengan persalinan anak ketignya berlangsung normal. Ciro juga menyampaikan, hingga hari kedua belas ia dan warga di tempat pengungsiannya itu masih kesulitan penerangan karena aliran listrik belum pulih.

“Aliran listrik belum pulih. Saya melihat masih dalam tahap perbaikan. Rumah penduduk di sini hampir 100 persen rusak akibat gempa. Mohon doanya semoga bencana ini segera berlalu dan kita semua bisa kembali beraktifitas,” kata dia.

REKOMENDASI

TERKINI