Suara.com - China melaporkan kluster Covid-19 pertama di sebuah pabrik pengolahan daging ayam milik konglomerat Thailand, menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
Menyadur The Straits Times, Minggu (24/1/2021) sepuluh kasus yang dikonfirmasi ditemukan di sebuah pabrik yang menyembelih 50 juta ayam setahun di kota Harbin.
Pabrik pengolahan daging tersebut dimiliki oleh konglomerat Thailand yakni Charoen Pokphand, salah satu produsen pengolahan unggas top dunia.
Sebanyak 28 pekerja lainnya di pabrik dan tiga anggota keluarga mereka tidak menunjukkan gejala, kata para pejabat dalam jumpa pers pada Kamis (21/1).
Baca Juga: Greysia/Apriyani Akui Fisik Kedodoran di Semifinal Thailand Open
Sementara China berulang kali mengumumkan daging dan ikan beku impor sebagai sumber kasus Covid-19 tahun lalu, negara tersebut belum melaporkan kasus dari sektor pengolahan makanannya sendiri.
Pekerja pengemasan daging di Amerika Serikat, Brasil, dan seluruh Eropa termasuk di antara kelompok yang paling parah terkena Covid-19 tahun lalu.
Kluster di pabrik itu terdeteksi dari program dari pemeriksaan rutin di wilayah tersebut, yang telah mengalami lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir.
Sampel yang diambil dari dalam rumah jagal, area penyimpanan dan bagian luar kemasan produk selama inspeksi awal pekan ini juga dinyatakan positif terkena virus, kata pejabat kota.
Pihak pabrik belum mengeluarkan komentar mengenai wabah tersebut. Dua eksekutif yang terlibat dalam bisnis ayam grup menolak berkomentar.
Baca Juga: Tersingkir di Semifinal, The Daddies Puji Power Ganda Putra Taiwan
Berita tentang wabah itu langsung trending di Weibo, platform mirip Twitter di China, beberapa netizen mendesak orang lain untuk tidak memakan produk dari pabrik tersebut.
Pabrik milik Charoen Pokphand adalah salah satu pengolah ayam top China dan juga merek telur dan makanan olahan lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan masyarakat tidak perlu takut untuk mengkonsumsi makanan kemasan selama pandemi Covid-19.