Unggah Foto Donald Trump, Iran Serukan Balas Dendam Pembunuhan Soleimani

Reza GunadhaBBC Suara.Com
Sabtu, 23 Januari 2021 | 19:45 WIB
Unggah Foto Donald Trump, Iran Serukan Balas Dendam Pembunuhan Soleimani
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. [BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengunggah seruan serangan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Serangan tersebut untuk membalaskan dendam atas pembunuhan komandan militer utamanya, Jenderal Qasem Soleimani tahun 2020.

Pada laman daring resmi Imam Ali Khamenei, tedapat montase foto pria menyerupai Donald Trump tengah bermain golf.

Pada latar foto itu, terdapat bayang-bayang pesawat perang atau drone besar, disertai dengan pesan balas dendam.

Baca Juga: Gerak Cepat, Joe Biden Pecat Bos VOA yang Berhubungan Dekat dengan Trump

Gambar situs itu diberi judul "balas dendam adalah hal yang pasti".

Twitter telah menangguhkan sejumlah akun yang pertama kali mencuit gambar tersebut.

Seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters bahwa akun - @khamenei_site - palsu dan melanggar kebijakan platform Twitter.

Akan tetapi, unggahan tersebut juga di-retweet oleh akun Twitter Ayatollah Ali Khamenei yang jauh lebih besar dengan lebih dari 300.000 pengikut. Namun unggahan itu kini telah dihapus.

Dalam unggahan menggunakan bahasa Farsi di Twitter, kata "balas dendam" berwarna merah, sementara seluruh unggahan itu berbunyi, "Pembunuh Soleimani dan dia yang memerintahkannya harus membayar".

Baca Juga: Yang Unik dan Tidak Biasa dari Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris

Di situs resmi Ayatollah Khomeini, gambar tersebut diunggah secara mencolok. Teks yang menyertainya mengutip komentar yang dibuatnya pada 16 Desember, sekali lagi bersumpah akan membalas dendam "kapan saja".

Twitter telah didesak untuk bertindak setelah beberapa pengguna menunjukkan apa yang mereka lihat sebagai inkonsistensi pelarangan terhadap Trump, tetapi tidak terhadap pemimpin Iran.

Twitter telah menutup akun Trump awal bulan ini setelah ia mengunggah pernyataan yang secara luas dianggap mendorong kekerasan yang membanjiri gedung Capitol AS.

"Kenapa psikopat kejam ini bisa secara terbuka menyerukan pembunuhan mantan presiden AS, dan tidak dikeluarkan dari Twitter?" salah satu pengguna menulis dalam bahasa Inggris.

"Trump dilarang tapi ini tidak apa-apa. Apakah ini lelucon?" tulis pengguna lain.

Sebuah unggahan lain di Iran mengacu pada Jenderal Soleimani, yang dibunuh oleh pesawat tak berawak AS di Baghdad setahun lalu.

Di bawah kepemimpinan Soleimani, Iran mendukung kelompok-kelompok militan pro-Iran, memperluas kehadiran militernya di Irak dan Suriah, serta mengatur serangan Suriah terhadap kelompok pemberontak dalam perang saudara yang telah berlangsung lama.

Kala itu Trump mengatakan jenderal tersebut "secara langsung dan tidak langsung bertanggungjawab atas kematian jutaan orang".

Iran menanggapi tindakan AS dengan meluncurkan rangkaian rudal ke pangkalan udara Irak yang menampung pasukan AS dan memperingatkan serangan lebih lanjut.

Pada saat itu Ali Khamenei mengatakan bahwa "balas dendam berat menunggu para penjahat".

Twitter menghapus cuitan Ali Khamenei awal bulan ini yang menggambarkan vaksin virus corona yang dikembangkan di Inggris dan AS sebagai vaksin yang "tidak dapat dipercaya".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI