Suara.com - Penyelidik kecelakaan udara Indonesia sedang menelisik apakah sistem auothrottle yang bermasalah menjadi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada 9 Januari 2021.
Menyadur Reuters Sabtu (23/1/2021), autothrottle atau sistem yang mengontrol tenaga mesin secara otomatis sempat dilaporkan bermasalah pada penerbangan beberapa hari sebelumnya.
"Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya kepada teknisi di log perawatan, tapi kami tidak tahu apa masalahnya," katanya Penyelidik Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) Nurcayho Utomo.
"Jika kami menemukan CVR (perekam suara kokpit), kami dapat mendengar diskusi antar pilot, apa yang mereka bicarakan dan kami akan tahu apa masalahnya."
Baca Juga: 2 Kali Lolos dari Maut, Pramugari Ini Ceritakan Ngerinya Kecelakaan Pesawat
Belum diketahui secara pasti, apakah masalah dengan sistem autothrottle berkontribusi pada kecelakaan pesawat itu.
Tapi sejauh ini, Nurcayho Utomo hanya megingat masalah itu dalam catatan pemeliharaan pesawat.
Ketika sistem autothrottle bermasalah, pesawat masih bisa diterbangkan dengan cara manual oleh pilot.
Pihak Sriwijaya Air belum bisa mengomentari soal teknis yang menyangkut penyidikan sebelum ada pernyataan resmi KNKT.
Laporan pendahuluan diharapkan akan dikeluarkan dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan itu, sesuai dengan standar internasional.
Baca Juga: Bikin Haru! Aksi Wanita Rawat Lansia Sakit yang Naik Pesawat Sendiri
Hingga kini, pencarian bawah air untuk unit memori CVR di Laut Jawa terus berlanjut meskipun perekam data penerbangan (FDR) pesawat telah ditemukan dan dibaca oleh penyelidik.
Mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan, Wall Street Journal pada hari Kamis melaporkan data FDR menunjukkan sistem autothrottle tidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat berangkat dari Jakarta.
Alih-alih mematikan sistem, FDR mengindikasikan pilot mencoba untuk mengembalikan fungsi throttle yang macet, lapor WSJ.
Itu bisa mengindikasikan perbedaan tenaga yang signifikan antara mesin sehingga membuat jet lebih sulit dikendalikan.