Suara.com - Sekelompok orang yang mengklaim sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengabarkan terkait kontak senjata yang dilakukan dengan anggota TNI di Pos Titigi, Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021). Mereka mengaku menembak tiga anggota TNI.
Menurut keterangan yang dikeluarkan oleh TPNPB, kontak senjata terjadi dari pukul 05.00 hingga 10.15 WIB. Meski ada tiga anggota TNI yang terluka, namun TPNPB mengaku tidak mengalami hal yang sama.
"Dalam kontak senjata itu TPNPB kami tidak ada yang korban maupun luka-luka, namun anggota TNI tiga orang yang kami tembak di pos TNI Titigi itu," demikian tertulis dalam keterangan yang dikutip Suara.com, Jumat.
Komandan lapangan TPNPB, Yosua Waker melaporkan peristiwa tersebut kepada kawan-kawannya melalui telepon seluler. Yosua menyebut pihaknya bakal tetap bersiaga apabila ada potensi dari prajurit TNI yang mengejar kelompok tersebut.
Baca Juga: 2 Prajurit TNI Tewas di Papua, Salah Satunya Ditembaki usai Salat Subuh
Berbeda dengan pengakuan TPNPB, pihak TNI justru menyebut ada dua prajurit Yonif R 400/BR yang tewas. Satu orang prajurit diketahui ditembak usai melaksanakan salat subuh.
Prajurit tersebut bernama Pratu Roy Vebrianto. Ia ditembaki secara berutal setelah salat subuh di Pos Titigi Yonif Raider 400/BR di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Papua Jumat, (22/1/21).
"Menurut informasi yang didapat, Pratu Roy ditembak dari jarak 200 meter pada saat melaksanakan pembersihan usai melaksanakan ibadah sholat subuh," kata Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Sementara prajurit yang menjadi korban lainnya bernama Pratu Dedi Hamdani. Saat itu Dedi tengah melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi.
Dedi disebut ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian yakni di hutan yang terletak diantara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa.
Baca Juga: Satu Prajurit TNI Tewas, Kontak Senjata dengan KKB Masih Berlangsung
"Dua korban penembakan KKB itu, meninggal dunia saat di evakuasi ke Timika dengan menggunakan helly Caracal."