Suara.com - Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar Darmawan mengungkapkan bahwa sudah terjadi 42 kali gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, sejak 14-21 Januari 2021.
Darmawan merinci dari 42 gempa tersebut, ada 2 gempa besar yang merusak yakni M 5,9 pada tanggal 14 Januari dan M 6,2 pada 15 Januari 2021. Kemudaian 6 kali gempa yang terasa, dan gempa susulan sebanyak 34 kali.
"Terakhir gempa terjadi kemarin 20 Januari pukul 13.10 WIT, dengan kekuatan M 2,8, koordinatnya di 3LS-11BT kedalaman 8 km, serta gempa dirasakan terakhir terjadi pada tanggal 18 januari dengan kekuatan M3,4," kata Darmawan dalam jumpa pers virtual, Kamis (21/1/2021).
BMKG memprediksi gempa masih akan terjadi dalam waktu 21-27 hari pasca gempa besar pertama M5,9 pada 14 Januari 2021 lalu.
Baca Juga: Naik Hercules, 102 Pengungsi Sulawesi Barat Pilih Pulang Kampung ke Jateng
"Perhitungan sementara 21-27 hari akan selesai gempa ini dari gempa pertama tanggal 14, tapi akan terus kami update, sementara jadi sekitar 3 atau 4 minggu lagi, tapi bukan berarti kita tidak waspada, kita harus tetap waspada segala hal bisa terjadi," jelasnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah ada 91 korban jiwa akibat gempa Sulbar, 18 orang selamat, dan 3 orang dinyatakan hilang karena tak ditemukan selama operasi SAR.
Selain itu, tercatat korban luka berat sebanyak 404 orang, luka sedang 240 orang, dan luka ringan 1.474 orang.
Kemudian 77.562 orang juga masih mengungsi, dengan rincian 57.827 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 19.735 orang mengungsi di Kabupaten Majene.
Potensi gempa susulan masih akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan intensitas gempa yang mulai berkurang.
Baca Juga: Diangkut Hercules, 102 Pengungsi Majene Tiba di Solo
Warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.
Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Masyarakat diminta selalu waspada dan mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui situasi terkini.