Suara.com - Seorang pria didakwa ikut terlibat dalam insiden kerusuhan di di Gedung Capitol Amerika Serikat pada 6 Januari, setelah terlacak melalui gelang kaki yang ia gunakan.
Menyadur New York Post, Rabu (20/1/2021) Bryan Betancur ditangkap pada Minggu setelah petugas berhasil melacak keberadaannya melalui gelang kaki yang ia pakai.
Penduduk Silver Spring tersebut menggunakan gelang kaki karena dalam masa pengawasan setelah melakukan sejumlah pelanggaran.
Pria yang memproklamirkan diri sebagai supremasi kulit pernah dihukum karena melakukan perampokan tingkat empat. Setelah bebas, ia dalam masa percobaan oleh sebab itu dipasang gelang kaki untuk melacak keberadaannya.
Baca Juga: Perang Lawan Covid-19, Uni Eropa Desak Biden Ambil Kepemimpinan Global
Setelah bebas, Betancur meminta izin untuk pergi ke Washington DC untuk menjual Alkitab dengan sebuah organisasi bernama Gideon International.
Betancur kemudian diawasi oleh pihak berwenang yang menggunakan perangkat lunak komputer untuk melacak pergerakannya, menurut pernyataan tertulis dari polisi federal.
Tangkapan layar dari program pelacakan tersebut menunjukkan Betancur berkelana ke arah White House Ellipse. Ia kemudian terlacak pindah ke daerah Capitol, di mana dia di tempat tersebut dari pukul 02.00 hingga 05.00 sore waktu setempat, kata pihak berwenang.
Betancur juga diidentifikasi melalui postingan media sosialnya yang menunjukkan ia berdiri di sisi barat Gedung Capitol AS sembari memegang bendera konfederasi.
Sebuah foto juga menunjukkan dia mengenakan apa yang tampak seperti kaos Proud Boys dan menunjukkan isyarat tangan "OK", kata dokumen itu. Isyarat tersebut biasa digunakan oleh supremasi kulit putih.
Baca Juga: UE Minta Joe Biden Ambil Kepemimpinan Global Lawan Covid-19
Betancur menghadapi tiga dakwaan, termasuk masuk secara tidak sah ke area terlarang. Dia adalah orang ketiga dari Maryland yang menghadapi dakwaan federal sehubungan dengan kerusuhan Capitol.
"Ini tidak melibatkan teknik investigasi sains roket untuk mengetahui bahwa dia terlibat," Profesor Michael Greenberger, pendiri dan direktur Pusat Kesehatan dan Keamanan Dalam Negeri Universitas Maryland, mengatakan kepada CBS Baltimore.
"Orang-orang yang terlibat pada 6 Januari ini sangat bangga. Mereka berselfie, punya video, mereka memberi tahu teman dan kenalan bahwa mereka melakukan apa yang mereka lakukan dan begitulah dakwaan ini muncul begitu cepat," tambahnya.