Suara.com - Kementerian Kesehatan menyiapkan dua pusat layanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pascagempa M 6,2 di Provinsi Sulawesi Barat.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Pusat Krisis Kemenkes Budi Sylvana bahwa dua pusat pelayanan kesehatan yang tersedia antara lain rumah sakit kapal dan puskesmas.
“Dua pusat layanan kesehatan yang dapat digunakan masyarakat yaitu rumah sakit kapal dan puskesmas,” kata Budi dalam konferensi pers.
Budi mengungkapkan TNI turut berperan dalam pengoperasian rumah sakit kapal yang digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terdampak.
Baca Juga: PMI Dirikan Tenda Darurat Bagi Korban Gempa di Mamuju
"Pihak TNI turut membantu satu rumah sakit kapal dari kapal perang Republik Indonesia dr. Soeharso-990 (SHS-990) dari Komando Armada II Surabaya yang saat ini sudah di Mamuju," ujar Budi.
Budi menambahkan ada tambahan satu rumah sakit terapung dari Airlangga Surabaya.
“Ada tambahan lagi satu rumah sakit terapung dari Airlangga Surabaya sehingga esok hari (20/1) mudah-mudahan sudah sampai dan dapat segera dioperasikan untuk pelayanan kesehatan,” kata Budi.
Budi juga menjelaskan tiga puskesmas yang ada di Kabupaten Mamuju telah mulai kembali beroperasi.
“Baru kemarin awalnya memang semua puskesmas tidak ada pelayanan, namun hari keempat kemarin alhamdulillah semua puskesmas sudah melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga pelayanan kesehatan untuk masyarakat terdampak mulai dapat terlaksana dan diharapkan terus berjalan secara optimal," tuturnya.
Baca Juga: Bantu Korban Gempa di Mamuju, PMI Dirikan Tenda Pengungsian
Mengenai pelayanan rumah sakit, total dari empat rumah sakit yang ada di Kabupaten Mamuju, hanya dua rumah sakit yang dapat beroperasi, yaitu rumah sakit regional dan rumah sakit Bhayangkara.
Saat ini, kemenkes tetap mengatur kebutuhan tenaga dokter ahli di Provinsi Sulawesi Barat sehingga mampu memenuhi layanan kesehatan pascabencana gempa tersebut.