Suara.com - Stok daging sapi beku di Jakarta yang disimpan di Bulog Jakarta Banten, PD. Dharma Jaya, dan importir aman untuk mencukupi kebutuhan warga jika pedagang daging sapi lokal di Jabotabek tetap mogok berjualan pada Rabu (20/1/2021) sampai Jumat (22/1/2021).
Kendati demikian, pelaksana tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Pemerintah Provinsi Jakarta Suharini Eliawati berharap pedagang mengurungkan niat protes dengan cara mogok berjualan.
Kementerian Perdagangan, kata Elly, sudah bertemu perwakilan pedagang untuk membahas masalah yang mereka hadapi.
Rencana pedagang melakukan aksi mogok dilatari harga daging yang mahal sekali.
Baca Juga: IKAPPI: Kami Minta Para Pedagang Daging Jabotabek Tidak Mogok
Pemerintah Jakarta telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan stok daging aman, terutama untuk usaha tempat makan.
Pemerintah Jakarta sudah berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, DPPKUKM DKI, Bulog Jakarta Banten, PD. Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya untuk kemungkinan oOperasi pasar daging sapi beku.
"Namun ini alternatif terakhir pemprov akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait agar aksi mogok tidak terjadi," kata dia.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia juga meminta sejumlah pedagang daging sapi lokal untuk membatalkan rencana mogok berjualan selama tiga hari.
"Kami minta para pedagang daging se-Jabotabek agar tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi mengurangi volume penjualan," kata Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri kepada Suara.com.
Baca Juga: Pedagang Daging Sapi Diminta Jangan Protes Pakai Cara Mogok Jualan
"Kami mengetahui kesulitan pedagang daging saat ini dan kami juga mengetahui minimnya daya beli masyarakat yang terus menurun akibat pandemi Covid-19."
Mansuri mengemukakan sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pedagang daging sapi mogok berjualan.
Di antaranya, akan kehilangan pelanggan selama tiga hari. Selain itu, warung rumahan, seperti warung Tegal, restoran Padang, restoran Sunda, warung nasi uduk, akan kehilangan pasokan daging sapi selama terjadi mogok.
Alasan utama sebagian pedagang daging sapi ingin mogok yaitu harga daging yang mahal sehingga mereka kehilangan banyak pelanggan.
"Iya betul mas, dari DPD APDI sudah kirim surat edaran buat mogok jualan ke kemendag, dan hari ini kami diundang untuk rapat," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi kepada Suara.com.
Rencananya, mogok hanya berlangsung di Jakarta, Bogor, Tengarang, dan Bekasi.
Saat ini, harga daging sapi lokal Rp130 ribu per kilogram ditingkat eceran, harga ini naik hampir Rp12 ribu.
Asnawi mengatakan tak mungkin pedagang bisa menjual harga daging sapi lokal di atas Rp130 ribu per kilogram dengan situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi Covid-19.
"Kalau harga tinggi karena permintaan naik itu untung, tapi ini rugi dan kita sudah rugi selama ini," katanya.
Dengan jalan mogok, pedagang berharap pemerintah memberikan solusi.