Jangan Lengah, Ketua Satgas Covid-19 IDI: Efek Vaksinasi Masih Lama Terasa

Selasa, 19 Januari 2021 | 20:26 WIB
Jangan Lengah, Ketua Satgas Covid-19 IDI: Efek Vaksinasi Masih Lama Terasa
Presiden Joko Widodo (tengah) disuntik dosis pertama vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Penyuntikan perdana vaksin COVID-19 ke Presiden Joko Widodo tersebut menandai dimulainya program vaksinasi di Indonesia. [ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban mengatakan bahwa hasil program vaksinasi Covid-19 memang tidak bisa langsung dirasakan. Karena itu, ia menilai kalau Indonesia mesti mengantisipasi apabila jumlah kasus Covid-19 mencapai satu juta orang dalam waktu dekat. 

Zubairi menuturkan bahwa hasil program vaksinasi Covid-19 yang baru dimulai pada pertengahan Januari 2021 itu bisa dirasakan dalam waktu yang lama. Sehingga menurutnya ada hal yang mesti menjadi perhatian khusus ketimbang menanti hasil dari program vaksinasi Covid-19. 

"Dampak positif atau hasil vaksinasi itu masih perlu waktu lama jadi memang kita mau engfak mau memang harus menyiapkan diri bagaimana kalau sebentar lagi jumlah kasus kita menjadi satu juta kasus," kata Zubairi dalam sebuah diskusi daring, Selasa (19/1/2021). 

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]

Kemudian apabila kasusnya terus bertambah hingga lebih dari satu juta orang, maka pemerinta harus bersiap dengan menambahkan fasilitas rumah sakit seperti tempat tidur, ruangan ICU, hingga ventilator. Jumlah tenaga kesehatan juga disebutnya penting untuk kembali diperbanyak karena melihat kondisi dokter dan perawat yang sudah mulai kelelahan. 

Baca Juga: Kasus Covid di Indonesia Memprihatinkan, Ketua Satgas IDI: Tak Perlu Panik

Faktor kelelahan tersebut juga bisa menjadi pemicu mudahnya mereka tertular Covid-19.

"Sekarang banyak dokter perawat mulai kecapekan dan penularan diantara nakes menjadi lebih tinggi jadi kita harus antisipasi banget dari sekarang."

Dalam kesempatan yang sama, Zubairi juga menambahkan bahwa jumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 harus ditambah seiring meningkatnya kasus. Itu menjadi bagian dari antisipasi mengingat pengalaman di awal masa pandemi Covid-19 menerjang, berbagai negara termasuk Indonesia kewalahan karena sedikitnya ketersediaan rumah sakit rujukan. 

"Jadi kalau dahulu kita sudah naikan jumlah RS untuk rujukan, sekarang harus dinaikan lagi, bulan depan harus naik lagi."

Baca Juga: Isu Chip Dalam Vaksin Covid-19, Satgas: Saya Tegaskan Itu Hoaks

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI