Suara.com - Cuaca buruk di sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, menghambat pencarian korban, puing dan rekaman percakapan di kokpit (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ke-11 operasi SAR.
Direktur Operasi SAR Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rasman mengatakan cuaca hari ini tidak memungkinkan untuk menurunkan penyelam.
"Untuk hari ini kondisi cuaca sangat-sangat tidak bersahabat, sangat tidak menguntungkan untuk dilakukan penyelaman," kata Rasman di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Rasman menjelaskan data terakhir yang diterima Basarnas, tinggi gelombang laut di perairan Kepulauan Seribu mencapai kisaran 1,5 hingga 2,5 meter, sedangkan kecepatan angin mencapai 31 knot.
Baca Juga: Benarkah Ini Rekaman Suara Jeritan Arwah Penumpang Sriwijaya Air SJ182?
"Artinya ini sangat riskan apabila dilaksanakan penyelaman karena berbahaya bagi rekan-rekan kami," katanya.
Untuk itu, tim akan menunggu cuaca membaik sebelum memutuskan untuk menyelam.
"Mudah-mudahan cuacanya mendukung, tidak terlalu lama kondisi seperti ini sehingga rekan-rekan (penyelam) bisa turun ke lapangan. Kita kemarin satu hari tidak begitu efektif dilakukan penyelaman sehingga hasil yang didapatkan juga sangat minim karena faktor cuaca," katanya.
Pada operasi SAR hari ke-11 sebanyak 300 penyelam disiapkan untuk membantu mencari korban, puing pesawat dan CVR Sriwijaya Air SJ-182.
Sementara itu, hingga hari ke-10 pada Senin (18/1), tim gabungan mengevakuasi bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 310 kantong.
Baca Juga: Di Pulau Seribu Saat Sriwijaya Air Jatuh, Ini Pengakuan Maia Estianty
Kemudian, serpihan kecil pesawat dalam 60 kantong dan serpihan besar 55 bagian, satu bagian kotak hitam yakni data penerbangan atau flight data recorder (FDR), dan casing atau pembungkus CVR. (Antara)