Suara.com - Kepala Biro Ops Polda Sulawesi Barat Komisaris Besar Muhammad Helmi meminta masyarakat tidak panik dan tidak terpengaruh dengan adanya informasi tidak bertanggung jawab atau berita hoaks yang banyak muncul di media sosial terkait dengan gempa yang menimbulkan tsunami.
“Dengan adanya dua kejadian yang berturut-turut ini kemudian muncul analisa-analisa di televisi kemudian berkembang menjadi hoaks-hoaks di sosial media. Ini yang menyebabkan masyarakat Kabupaten Mamuju banyak terpengaruh dengan informasi tersebut,” kata Helmi dalam video conference pada Senin (18/1/2021).
Helmi mengatakan bahwa dengan munculnya kekhawatiran pada masyarakat dapat memperlambat pemulihan normalisasi kehidupan masyarakat Sulawesi Barat.
Dia menekankan pentingnya masyarakat diberikan informasi yang benar untuk menepis informasi-informasi yang salah yang dapat menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan.
Baca Juga: Jalur Majene - Mamuju yang Sebelumnya Terputus Kini Sudah Bisa Dilewati
Kepolisian Daerah Sulawesi Barat telah mendorong geliat perekonomian warga setempat dengan mengupayakan beroprasinya aktivitas jual beli masyarakat.
Helmi juga mengupayakan untuk meyakinkan pengusaha retail yang ada di Sulawesi Barat untuk kembali beroperasi dengan harapan dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saat ini sudah ada dua unit toko yang telah beroperasi, tentunya di tahap awal ini pihak kepolisian memberikan penjagaan dengan menurunkan 8 personil di masing-masing tempat," ujar Helmi.
Untuk mengantisipasi tindakan penjarahan agar tidak terulang kembali, Kepolisian Daerah Sulawesi Barat juga telah mengambil langkah-langkah terkait dengan pendistribusian logistik.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah dari berbagai instansi maupun swadaya masyarakat yang telah masuk langsung di distribusikan kepada mereka yang membutuhkan dengan lebih memperhatikan pada sisi keamanan.
Baca Juga: Viral Kisah Pramugari Terbang ke Mamuju Bawa Bantuan, Bikin Terharu
Longsor di Bukit Meikarta, tiga korban belum ditemukan
Salah satu dampak gempa M 6,2 pada Jumat (15/1) di Kabupaten Mamuju mengakibatkan timbulnya tanah longsor di Bukit Meikarta.
Kapolda Sulawesi Barat Inspektur Jenderal Eko Budi Sampurno melaporkan adanya satu unit rumah yang terkena longsor dan hingga Senin sore masih terdapat 3 korban yang masih belum ditemukan. Satu unit eskavator dikerahkan untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban.
“Ada satu rumah yang terkena longsor di Bukit Meikarta masih dalam rangka pencarian,” ujarnya dalam video conference.