Suara.com - Regulator kesehatan Brasil akhirnya memberikan persetujuan darurat untuk penggunaan dua vaksin Covid-19 dari China dan Inggris.
Menyadur Al Jazeera, Senin (18/1/2021) pada Minggu (17/1) Anvisa menyetujui vaksin dari Sinovac Biotech China dan AstraZeneca dari Inggris untuk penggunaan darurat.
Di Brasil, telah mencatat lebih dari 209.000 korban kematian akibat terpapar virus corona baru sejak awal pandemi.
Dewan direksi Anvisa dengan suara bulat menyetujui kedua vaksin tersebut setelah hampir lima jam musyawarah.
Baca Juga: Efikasi Vaksin Sinovac di Brasil 50,4%, Mulai Vaksinasi Massal Pekan Depan
Beberapa menit setelah pemungutan suara, Monica Calazans, perawat berusia 54 tahun di Sao Paulo, menjadi orang pertama yang disuntik di Brasil.
Monica, menerima vaksin Covid-19 buatan China yang dikenal sebagai CoronaVac, sama seperti yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro berada di bawah tekanan untuk memulai vaksinasi karena kematian di negaranya dan jumlah kasus terus meningkat dengan cepat.
Brasil telah mencatat lebih dari 8,45 juta kasus Covid-19 hingga saat ini, menurut perhitungan Johns Hopkins University, tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.
Namun, penundaan pengiriman vaksin dan hasil pengujian menjadi salah satu faktor penghambat vaksinasi di Brasil sejauh ini.
Baca Juga: Laporan Uji Brasil: CoronaVac 100 Persen Cegah Kasus Parah Covid-19
Pemerintah Bolsonaro berencana untuk memulai program vaksinasi nasional minggu ini, tetapi masih menunggu pengiriman vaksin AstraZeneca.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria, yang mengawasi pusat biomedis Butantan yang bermitra dengan Sinovac di Brasil, mengatakan pada Minggu bahwa vaksinasi dapat segera dimulai.
Tetapi Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah akan mulai mendistribusikan vaksin ke negara bagian pada Senin pagi. "Brasil akhirnya bisa memvaksinasi satu juta orang per hari," katanya.
Varian Baru
Yang menambah urgensi diadakannya vaksinasi adalah fakta bahwa varian Covid-19 baru ditemukan di Brasil minggu ini.
Varian tersebut memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, yang diyakini oleh para ilmuwan lebih mudah menular tetapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Negara bagian Amazonas di utara Brasil juga berjuang untuk menghadapi lonjakan kasus dan rawat inap, petugas kesehatan dalam tekanan dan kekurangan oksigen.
Angkatan udara Brasil mengatakan pada hari Sabtu bahwa penerbangan kedua yang mengirimkan pasokan darurat telah mendarat di Manaus, ibu kota negara bagian, membawa delapan tangki oksigen cair. Itu menyusul pengiriman lima tank sebelumnya. Angkatan laut juga mengatakan akan mengirim 40 respirator.
Pazuello mengatakan awal pekan ini bahwa sistem rumah sakit di Manaus runtuh karena kasus Covid-19 yang terus melonjak.