Suara.com - Direktur Kesiapsiagaan BASARNAS Didi Hamzar melaporkan bahwa sejauh ini sudah terkonfirmasi 84 orang meninggal dunia dan 18 orang selamat akibat gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) lalu.
Didi menyebut data ini dihimpun per Senin (18/1/2021) pukul 13.30 WITA, rinciannya 73 di Mamuju dan 11 di Majene.
"Sampai hari keempat tanggal 18 Januari pukul 13.30 WITA, telah ditemukan 84 korban dengan kondisi meninggal dunia (MD), dan berhasil dievakuasi sebanyak 18 orang dalam kondisi selamat, ini total untuk di Mamuju dan Majene," kata Didi dalam jumpa pers virtual dari Majene, Senin (18/1/2021).
Dia menyebut penambahan korban ini terjadi setelah pihaknya melakukan pencocokan data dari evakuasi mandiri yang dilakukan oleh warga pada hari sebelumnya.
Baca Juga: Kembali Gempa Tektonik Mengguncang Mamuju dan Majene, Begini Kekuatannya
"Waktu itu kami masih dalam perjalanan menuju lokasi sehingga banyak sekali evakuasi dilakukan warga secara mandiri, namun tidak langsung terlaporkan. Jadi data berjumlah 84 ini data yang sifatnya sementara," ucapnya.
Sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju, sehingga total korban dengan luka berat mencapai 253 orang. Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang.
Kemudian 19.435 orang juga masih mengungsi, dengan rincian 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majene.
Tim SAR gabungan yang terdiri 1.625 personel telah melakukan pencarian di 20 sektor untuk mengevakuasi korban yang diduga masih terjebak di reruntuhan bangunan.
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sudah terjadi 31 kali gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat terhitung sejak 14-18 Januari 2021.
Baca Juga: 150 Rumah di Majene Dilaporkan Terbawa Longsor Pasca Gempa
Potensi gempa susulan masih akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan intensitas gempa yang mulai berkurang.
Warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.
Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Masyarakat diminta selalu waspada dan mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui situasi terkini.