"Ada sebanyak 20 orang yang mengungsi di Musala Baitul Sholihin dan enam orang yang mengungsi di Masjid Alhuda Desa Sidodadi, sedangkan di Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu ada dua orang yang mengungsi di Musala Alhuda," katanya.
Bencana banjir terburuk di wilayahnya ini, diyakini akibat hujan dengan intensitas tinggi. Kemudian menyebabkan debit Sungai Gladak Putih meningkat dan mengakibatkan jebolnya tanggul sepanjang 15 meter di Dusun Kraton. Ditambah tiga titik tanggul di Sungai Curahnongko jebol juga.
"Jebolnya sejumlah tanggul dan hujan deras menyebabkan air di sungai meluap dan menggenangi permukiman warga dengan ketinggian 60 centimeter hingga 2 meter di Kecamatan Ambulu dan Tempurejo," ujarnya.

Sejumlah fasilitas umum dilaporkan terdampak banjir. Ia merinci, ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurussalam, MI Negeri 3 Wonoasri, SDN 1 Wonoasri, SDN 2 Wonoasri, SMP PGRI 1 Wonoasri, Kantor Desa Wonoasri, SMPN 4 Tempurejo, SDN Curahnongko 8 terendam banjir.
"Untuk itu, rekomendasinya dibutuhkan segera logisitik untuk para pengungsi, kebutuhan tikar atau kasur di posko pengungsian, dan segera dibangun dapur umum di Dusun Kraton, Desa Wonoasri," katanya.
Banjir Kabupaten Jember meluas hingga tujuh kecamatan yakni Kecamatan Bangsalsari, Tanggul, Gumukmas, Puger, Ambulu, Tempurejo, dan Jenggawah. BPBD mengklaim belum ada laporan korban jiwa akibat bencana ini.