Suara.com - Dua hari menjelang pelantikan Joe Biden, warga Amerika berbondong-bondong mendatangi toko senjata api. Menyadur NZ Herald Senin (18/01), Amerika disebut sedang bersiap menghadapi kekacauan besar.
Seorang pemilik toko senjata api mengatakan antrean mengular dari depan tokonya hingga ke jalanan. Ia juga kesulitan melayani pembeli karena permintaan melonjak tiba-tiba.
Pemilik toko senjata di Texas ini mengatakan pada media lokal bahwa dia berusaha keras merekrut staf untuk memenuhi permintaan dan memperkirakan situasinya dapat berlanjut selama 24 bulan ke depan.
Sementara itu, pakar keamanan senjata Stephen Gutowski mengumumkan di luar tokonya bahwa amunisi telah habis. Dia mengatakan masih ada antrean orang di luar toko padahal stok senapan pompa telah habis.
Baca Juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, Keamanan di Negara Bagian AS Diperketat
Laporan serupa juga muncul di seluruh Amerika. Iowa hari ini melaporkan peningkatan besar dalam penjualan senjata api dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kami telah menjual sekitar 50 persen senjata yang kami miliki," kata juru bicara salah satu vendor kepada media lokal. Biasanya, mereka hanya menjual sekitar 13 unit. Tapi belakangan ini mereka sudah menjual hampir 75 senjata api.
Laporan itu datang ketika kelompok kecil pengunjuk rasa sayap kananyang membawa senapan mulai berkumpul di luar gedung negara yang dijaga ketat di sekitar AS hari ini.
Keamanan ditingkatkan dalam beberapa hari terakhir setelah FBI memperingatkan potensi protes bersenjata di Washington dan di semua 50 gedung DPR negara bagian menjelang pelantikan Biden pada hari Kamis.
Baca Juga: Joe Biden Akan Batalkan Larangan Muslim Trump pada Hari Pelantikan