Suara.com - Pihak berwenang Bali mengungkapkan, kebanyakan orang asing yang tinggal di pulau itu tidak memercayai bahaya pandemi covid-19 dan sering meremehkan petugas.
Kasat Pol PP Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Suryanegara mengatakan kepada Australian Associated Press, martabat mereka diganggu oleh orang asing yang bertindak seperti layaknya covid-19 tidak ada.
Di Bali, jumlah kasus positif covid-19 meningkat pesat dengan 579 kematian dan lebih dari 20.255 kasus dikonfirmasi.
Alhasil, Bali telah menetapkan sejumlah daerah seperti Denpasar, Badung, Jembrana, Tabanan, dan Gianyar sebagai zona merah penyebaran covid-19.
Baca Juga: Bali Trending Topic Hari Ini Gara-gara Bule Bagikan Tips Overstay di Bali
Pemerintah setempat telah menetapkan denda Rp 100 ribu atau USD 10 bagi pelanggar ketentuan protokol kesehatan, seperti tak memakai masker.
Kekinian, karena seringnya orang asing melanggar aturan, pemerintah sedang mempertimbangkan menaikkan denda tidak memakai masker menjadi Rp 500 ribu atau USD 50.
Bagi mereka yang mengaku tidak memunyai uang tunai untuk membayar denda, pihak berwenang menghukum mereka untuk melakukan push-up. Tapi kebanyakan orang asing menganggap hukuman tersebut lelucon.
Mengenai sikap mereka yang seakan tidak menghormati petugas dan tidak patuh aturan, Suryanegara mengaku kesal.
"Bagaimana mungkin saya tidak kesal? Terkadang kami merasa dilecehkan di negara kami," kata Suryanegara disadur dari Daily Mail Senin (18/1/2021).
Baca Juga: PDIP DKI Tidak Permasalahkan Anies - Riza Tak Disuntik Vaksin Sinovac
"Mereka biasanya tertawa ketika kami menyuruh mereka untuk push-up. Mereka melakukannya, tetapi mereka tertawa. Tidak ada penyesalan yang terlihat di wajah mereka. Itu tidak berhasil," katanya.
Dia mengatakan banyak yang berteriak kepada petugas, menanyakan hal-hal perihal pandemi covid-19 dan kebenarannya.
"Apa yang Anda ketahui tentang pandemi, Apakah menurut Anda virus sedang berjalan di sekitar pantai, dan Apakah menurut Anda, kita dapat terinfeksi oleh virus ketika kita mengendarai sepeda motor," jelas Suryanegara mengenai pertanyaan orang kepada petugasnya.
"Mereka sering meneriaki kami. Sayangnya kami tidak bisa memarahi mereka. Itu adalah ujian kesabaran kami. Tampaknya sebagian besar orang asing di Bali tidak percaya bahwa covid-19 itu nyata," jelas Suryanegara.
Dia mengatakan, ketika petugasnya berdiri di pos pemeriksaan, orang asing dengan sengaja ngebut dan beberapa bahkan berpura-pura ingin menabraknya.
"Tidak hanya tak memakai masker, banyak juga orang asing yang tidak memakai helm, mengendarai motornya sembarangan. Ini sangat meresahkan," curhatnya.
Suryanegara mengatakan, turis yang sering bermasalah seperti itu adalah dari kawasan Eropa Timur, terutama Rusia.
Dia mengatakan, sekitar 80 persen dari mereka yang didenda karena menolak memakai masker adalah orang asing.
Suryanegara juga mengungkapkan bahwa beberapa turis asing yang tinggal di Bali selama pandemi Covid-19 kehabisan uang, tidak membayar sewa, dan menjadi tunawisma.