Pasca Insiden Kerusuhan di Capitol AS, Facebook Larang Iklan Senjata Api

Senin, 18 Januari 2021 | 10:40 WIB
Pasca Insiden Kerusuhan di Capitol AS, Facebook Larang Iklan Senjata Api
Ilustrasi Facebook. [Kon Karampelas/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook melarang iklan yang menawarkan aksesori senjata dan peralatan pelindung di Amerika Serikat hingga selesai pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.

Menyadur US News, Minggu (17/1/2021) pihak Facebook mengumumkan keputusan tersebut akan dimulai pada hari Sabtu (16/1) dan setidaknya dua hari setelah pelantikan Joe Biden pada 20 Januari.

Menyusul serangan oleh pendukung Presiden Donald Trump di Gedung Kongres AS pada 6 Januari, Facebook akan melarang iklan yang menawarkan senjata, rompi, dan sarung senjata di Amerika Serikat.

"Kami sudah melarang iklan senjata, amunisi, dan perangkat tambahan senjata seperti peredam suara. Tapi sekarang kami juga akan melarang iklan aksesori," kata Facebook di website resminya.

Baca Juga: Bikin Pengguna Khawatir, WhatsApp Tunda Pembaruan Fitur Bisnis

Tiga senator AS mengirim surat kepada pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pada hari Jumat dan memintanya untuk secara permanen memblokir iklan produk yang jelas dirancang untuk digunakan dalam pertempuran bersenjata.

Massa Donald Trump rusuh di gedung Capitol. (Foto: AFP)
Massa Donald Trump rusuh di gedung Capitol. (Foto: AFP)

Para senator, yang semuanya dari Partai Demokrat, mengatakan perusahaan harus mengambil tindakan tersebut dan tindakan lainnya untuk meminta pertanggungjawaban.

Facebook pada hari Jumat membatalkan acara yang digelar tempat-tempat sekitar Gedung Putih dan Gedung Kongres AS di Washington, serta gedung-gedung DPR negara bagian, hingga 20 Januari.

FBI telah memperingatkan akan aksi protes bersenjata yang digelar di Washington 50 ibu kota negara bagian menjelang pelantikan Joe Biden.

Buzzfeed melaporkan minggu ini bahwa Facebook telah menjalankan iklan peralatan militer di samping konten yang menyajikan misinformasi pemilu dan berita tentang kekerasan pada 6 Januari.

Baca Juga: Dukung Pemakzulan Trump, Politikus Partai Republik Ini Beli Baju Pelindung

Seorang juru bicara Facebook mengatakan semua halaman yang diidentifikasi dalam cerita Buzzfeed telah dihapus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI