Dukung Pemakzulan Trump, Politikus Partai Republik Ini Beli Baju Pelindung

Sabtu, 16 Januari 2021 | 10:17 WIB
Dukung Pemakzulan Trump, Politikus Partai Republik Ini Beli Baju Pelindung
Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang politikus dari Partai Republik mengatakan bahwa ia membeli baju pelindung setelah mendukung pemakzulan Presiden Donald Trump untuk berjaga-jaga.

Menyadur USA Today, Jumat (15/1/2021) Peter Meijer mengatakan dia dan rekannya membeli pelindung tubuh dan mengubah rutinitas harian mereka karena takut akan kekerasan.

Peter Meijer merupakan satu dari 10 Politikus Partai Republik yang memilih untuk memakzulkan Presiden Donald Trump pada hari Rabu.

"Sangat menyedihkan bahwa kami harus sampai pada titik itu, tetapi Anda tahu harapan kami adalah bahwa seseorang mungkin mencoba membunuh kami," kata Meijer dalam sebuah wawancara di MSNBC.

Meijer mengatakan bahwa pembelian pelindung tubuh tubuh tersebut dapat diganti atau di-reimburs dengan dana pemerintah.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami tidak berharap Capitol dibanjiri untuk pertama kalinya dalam 200 tahun," katanya.

"Jadi, dalam lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tingkat ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap perpecahan dan kebencian, kita harus memperhitungkan setiap skenario." sambungnya.

Trump dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada hari Rabu karena menghasut "pemberontakan" dalam insiden kerusuhan di Capitol yang menewaskan lima orang.

Sepuluh Republik memisahkan diri dari partai mereka untuk mendakwa presiden, termasuk Ketua Konferensi Partai Republik Liz Cheney dari Wyoming.

Baca Juga: Beda dengan Trump, Wapres Pence Jamin Pelantikan Biden Aman

Meijer sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan yang mendukung pemakzulan presiden karena Trump dianggap mengkhianati sumpah jabatannya dengan berusaha merusak proses konstitusional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI