Suara.com - Seorang pilot warga negara Tunisia ditangguhkan pihak maskapai penerbangan karena menolak terbang ke Israel.
Menyadur Middle East Monitor, Kamis (14/1/2021) Moneem Saheb Tabaa mengonfirmasi bahwa ia ditangguhkan oleh maskapai Emirates setelah menolak terbang ke Israel.
"Tuhan adalah [satu-satunya] yang menjaga saya…" kata Tabaa. Saya tidak menyesalinya." jela Tabaa di halaman Facebooknya.
Pilot tersebut ditangguhkan sambil menunggu sidang formal dari pihak maskapai.
Baca Juga: Selain Sebut Asma Allah, Pelaku Penusukan di Prancis juga Bawa Al Quran
Kabar mengenai penolakan pilot tersebut kemudian langsung viral di media sosial dan bahak pihak mengecam maskapai yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab tersebut.
Sejumlah warganet juga memuji Tabaa atas sikapnya yang menentang maskapai sebagai bentuk perwujudan kesepakatan normalisasi antara Israel dan beberapa negara Arab.
UEA adalah negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, bersama dengan Bahrain, Sudan dan, baru-baru ini, Maroko.
Tunisia telah menyatakan secara konsisten bahwa ia tidak berniat mengikuti langkah normalisasi yang diperantarai oleh Amerika Serikat tersebut.
Dalam sebuah pernyataan akhir tahun lalu, kementerian luar negeri Tunisia mengatakan, "Karena Tunisia menghormati posisi kedaulatan negara lain, ia menegaskan bahwa pendiriannya berprinsip, dan perubahan dalam kancah internasional tidak akan pernah memengaruhinya."
Baca Juga: Melihat Prosesi Pemakaman Jenazah Covid-19 di Tunisia, Kerahkan Buldozer
Setelah terpilih pada 2019, Presiden Tunisia Kais Saied mengatakan bahwa Palestina terukir di hati rakyat Tunisia dan mengatakan bahwa "Palestina bukanlah tanah yang terdaftar sebagai real estate."
Menyusul normalisasi Maroko dengan Israel, Ketua Parlemen Tunisia, dan ketua Gerakan Ennahda, Rached Ghannouchi mengaku terkejut.
"Kami terkejut dengan langkah ini, yang bertentangan dengan konsensus Arab seperti yang diungkapkan oleh Inisiatif Perdamaian Arab. Kami mendukung hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan prinsip Arab dan persaudaraan Muslim serta hukum internasional." jelasnya.
Baik Tunisia dan Aljazair sepakat melarang pesawat Israel menggunakan wilayah udaranya untuk penerbangan menuju dan dari Maroko. Akibatnya, mereka mengambil rute tidak langsung melalui Eropa.
Maskapai Israel mulai mengoperasikan penerbangan langsung antara Tel Aviv dan UEA pada Agustus. Etihad Airways adalah maskapai penerbangan UEA pertama yang terbang ke Israel, membawa obat-obatan menuju Palestina.
Menurut situs berita Israel Globes, Emirates diperkirakan akan meluncurkan penerbangannya dari Dubai ke Tel Aviv bulan depan.