Suara.com - Pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 4 Payakumbuh, Sumatera Barat, tidak dapat dilaksanakan untuk sementara waktu karena salah satu guru dinyatakan positif COVID-19.
"Iya, ada salah satu guru SMA Negeri 4 Payakumbuh yang dinyatakan positif COVID-19 sehingga untuk sementara waktu sekolah tersebut belum bisa dibuka," kata Kepala Seksi SMK/LB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Sumatera Barat Yusrizal di Payakumbuh, Kamis (14/1/2021).
Ia mengatakan saat ini seluruh gedung dan fasilitas di SMA Negeri 4 Payakumbuh sedang dalam tahap sterilisasi. Petugas kesehatan juga telah mendata kontak guru tersebut.
"Sekarang seluruh siswa SMA 4 melaksanakan pembelajaran melalui daring sampai memang sudah steril dan memungkinkan untuk dibuka kembali," ujarnya.
Baca Juga: Ditemukan Lagi, 4 Orang Penambang Emas Tewas Tertimbun di Solok Selatan
Ia mengatakan secara umum izin untuk dapat melaksanakan sekolah tatap muka di Payakumbuh memang sudah dikeluarkan, namun juga harus memenuhi segala persyaratan salah satunya mengikuti tes.
Sesuai dengan kebijakan di Kota Payakumbuh, seluruh guru di tahap awal diwajibkan untuk melakukan tes cepat. Ketika hasil tes cepat reaktif, baru dilanjutkan dengan tes usap.
"Contohnya itu guru kita ini, ketika tes cepat dia reaktif dan dilanjutkan dengan tes usap yang ternyata hasilnya juga positif," ujarnya.
Ia mengatakan proses tes cepat untuk guru SMA di Kota Payakumbuh dilakukan secara bertahap yang telah di mulai semenjak 11 Januari 2021 dan hingga saat ini masih berlangsung.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Bakhrizal mengatakan dalam rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19 di sekolah, dinas akan melakukan tes cepat kepada 3.600-an guru.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Batal Disuntik Vaksin, Ini Masalahnya
Ia mengatakan jika nantinya ada guru yang positif, pihaknya akan langsung melakukan pelacakan kontak baik itu siswa dan guru bahkan lingkungan sekitar tempat tinggal guru.
Dari pembelajaran tatap muka yang telah dilaksanakan, beberapa catatan atau evaluasi yang didapatkan oleh petugas sekarang, yakni sulit mengendalikan siswa terkhusus siswa SD dan SMP dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Kami setiap harinya terus melakukan cek ke lapangan, di sekolah siswa kita memang menggunakan masker, susahnya itu ketika di luar gerbang sekolah. Mereka cenderung berkumpul saat pulang sekolah," ujarnya. [Antara]