BPOM: Efikasi Vaksin di RI Tak Bisa Dibandingkan dengan Brasil atau Turki

Kamis, 14 Januari 2021 | 15:20 WIB
BPOM: Efikasi Vaksin di RI Tak Bisa Dibandingkan dengan Brasil atau Turki
Petugas Bio Farma melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac setibanya di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengatakan hasil fnal efikasi vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China di Indonesia tidak bisa dibadingkan dengan hasil di negara manapun. Termasuk dibandingkan dengan Brasil maupun Turki.

Ia berujar meski dengan vaksin serupa, hasil efikasi di berbagai negara tidak akan sama lantaran beragam faktor atau paremater yang digunakan berbeda.

"Simpulan kami semua bahwa efikasi tidak bisa dibandingkan antara platform berbeda. Efikasi bahkan tidak bisa dibandingkan antara platform yang sama tapi dengan uji klinik di lokasi yang berbeda. Karena banyak parameter yang menentukan, misalnya untuk menentukan uji klinik Sinovac ini," kata Penny dalam rapat kerja di Komisi IX DPR, Kamis (14/1/2021)

Penny menjelaskan paremater berbeda pertama bisa dilihat dari relawan di setiap negara. Ia berujar di indonesia yang paling sedikit ada 1.600 relawan tetapi jumlah itu sudah memenuhi sebagai suatu uji klinis yang valid. Selain jumlah, tingkat risiko dari relawan juga berbeda.

Relawan uji klinis di Brasil, kata Penny, teridiri dari 100 persen yang semuanya tenaga kesehatan.

Sementara relawan di Turki terdiri dari 20 persen tenaga kesehatan dan 80 persen lainnya relawan dari kalangan pekerja-pekerja berisiko seperti sopir taksi dan pelayan publik langsung.

"Sementara Indonesia 100 persen umum, kita tidak ada pembagian intensitas risiko. Saya kira justru hasil di Bandung lebih merepresentasikan masyarakat ssecara umum. Jadi efikasi tidak bisa dibedakan," kata Penny.

Hal yang juga menjadi parameter kedua ialah tingkat pandemi di setiap negara yang berbeda.

Penny berujar, berdasarkan catatan pada intensitas kejadian positif berbeda, di mana di Brasil sekitar 8 juta, di Turki 2,5 juta, dan Indonesua sekitar 800 ribu.

Baca Juga: Hitung-hitungan Efikasi Vaksin Sinovac di Brasil yang Cuma 50,4 Persen

"Kemudian budaya atau cara penegakan prokes juga berbeda. Efikasi itu adalah penurunan dari kejadian positif, kejadian kasus Covid-19 yang dilihat dari presentase dari mana yang divaksinasi dan terinfeksi dibandingkan yang mendapatkan placebo dan terinfeksi," tutur Penny.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI