Suara.com - DPR Amerika Serikat mengambil langkah lain untuk pemakzulan Donald Trump, dengan mengeluarkan resolusi yang mendesak Mike Pence untuk menggunakan Amandemen ke-25.
Menyadur New York Post Rabu (13/1/2021), resolusi Amandemen ke-25 yang tidak mengikat disahkan oleh DPR AS sekitar pukul 23:30 malam waktu setempat.
Anggota parlemen akan kembali pada Rabu pagi pukul 9 pagi waktu setempat untuk melakukan pemungutan suara terhadap artikel pemakzulan yang menuduh Trump menghasut kerusuhan gedung Capitol.
Republikan yang keberatan mengatakan tindakan ini kurang tepat dan akan memberikan banyak tekanan pada Mike Pence.
Baca Juga: Serikat Pramugari Menuntut Pendukung Anarkis Donald Trump Dilarang Terbang
"Tanggung jawab itu, meski berat, semata-mata ada di tangan Wakil Presiden. Tidak ada peran Kongres dalam proses ini," kata legislator Partai Republik Tom Cole.
"Kita harus memperjelas resolusi ini: ini merupakan upaya untuk menekan wakil presiden agar menjalankan suatu tugas," ujarnya sambil mengatakan bahwa dia memercayai penilaian Pence.
Sementara itu, Jim Jordan menggambarkan proses yang dipimpin Partai Demokrat "mengerikan" dan "menakutkan".
"Saya sudah di sini 14 tahun. Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Saya tidak tahu di mana ini berakhir," kata orang kepercayaan Trump ini.
"Mengerikan apa yang mereka lempar ke dalam RUU yang akan kita debat kurang dari satu jam!" ujarnya yang meminta Partai Demokrat untuk mempertimbangkan kembali.
Baca Juga: Donald Trump Tak Bisa Berkicau Lagi, Akun Twitternya Diblokir Permanen
Legislator Partai Demokrat Mary Gay Scanlon mengatakan demokrasi di Amerika bisa hilang jika presiden menolak untuk mengakui keinginan para pemilih Amerika, kemudian menghasut kudeta untuk tetap berkuasa tanpa hukuman.
"Itulah mengapa sangat penting bagi Wakil Presiden Pence dan kabinet melakukan hal yang benar untuk menyerukan Amandemen ke-25. Jika tidak, Kongres ini harus menglengserkan Donald Trump dari jabatannya," tegasnya.
Melalui sepucuk surat kepada Pelosi, Mike Pence menolak memberikan tuntutan yang akan semakin memecah belah dan mengobarkan kemarahan.
"Minggu lalu, saya tidak menyerah pada tekanan untuk mengerahkan kekuasaan di luar kewenangan konstitusional saya untuk menentukan hasil pemilu, dan sekarang saya tidak akan menyerah pada upaya DPR untuk memainkan permainan politik pada saat yang begitu serius bagi kehidupan Bangsa kita," tulis Pence.