Suara.com - Cerita pilu datang dari keluarga di Kota Serang, Banten. Mereka diduga kuat menjadi korban tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Satu keluarga tersebut terdiri dari empat anggota yaitu satu bayi yang berumur di bawah satu tahun yaitu Fao Nuntius Zai, Sedangkan korban lainnya itu adalah Umbu Kristin Zai (2), Zursisya Zuar Zai (9) dan Arneta Fauzia (38) ibu kandung dari ketiga anak tersebut.
Seperti yang diceritakan oleh asisten rumah tangga keluarga korban itu Yayu (50) di Serang, Senin (11/1/2021), bahwa keluarga ini merupakan pendatang di Kota Serang yang sebelumnya tinggal di Kota Bogor.
Menurut Yayu, mereka pindah dan mengontrak di salah satu rumah di Komplek Taman Lopang Indah, RT/RW 01/013 Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang sejak bulan Oktober 2020 hingga saat ini.
Sedangkan suami korban yaitu Yaman, bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di salah satu perusahaan di Kalimantan Barat (Kalbar).
"Kalau ibu (Arneta Fauzi) memang ngontrak di sini sudah kurang lebih sekitar 3 bulanan sampai sekarang. Tadinya kan tinggal di Bogor karena suaminya ini kerja di Kalimantan jadi ABK," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Ia menjelaskan bahwa dirinya sempat mengantarkan korban ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada pagi pukul 09.00 WIB hari Sabtu (9/1). Rencananya ibu dan tiga anaknya tersebut akan berkunjung ke Pontianak untuk menemui suaminya.
Akan tetapi, kata Yayu, dari pemberangkatan yang sudah dijadwalkan tersebut mengalami keterlambatan sehingga dirinya pun ikut menunggu menemani korban.
"Hari Kamis (7/1) sudah ke bandara tapi ketinggalan pesawat, terus hari Jumat (8/1) jadwalnya juga diundur karena dianya kecapean kayanya. Terus ngambil yang jam setengah dua itu hari Sabtu, berangkat jam 9 pagi dari sini," kata dia.
Baca Juga: Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air Terhalang Puing Pesawat di Dasar Laut
Ia mengungkapkan tidak lama setelah pemberangkatan dari bandara, suami korban kemudian menelpon kepada anak sulungnya Auliya (19) untuk menanyakan istri dan anak-anaknya yang tak kunjung tiba di Pontianak.