Suara.com - Kerajaan Aceh Darussalam adalah Kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh pada akhir abad ke-14 Masehi dan termasuk dalam Kerajaan di Indonesia yang pernah berjaya. Apa saja peninggalan Kerajaan Aceh yang masih ada sampai sekarang?
Dalam sejarahnya, Kerajaan Aceh mengembangkan pola sistem yang teratur, mulai dari sistem pendidikan hingga ke sistem pemerintahan. Sebenarnya ada banyak peninggalan Kerajaan Aceh yang pernah berjaya, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut ini:
Masjid Raya Baiturrahman adalah peninggalan Kerajaan Aceh yang paling terkenal dan terletak di pusat Kota Banda Aceh. Masjid ini juga termasuk dalam peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia, yang dibangun oleh Sultan Iskandar Nuda pada tahun 1612.
Baca Juga: Biografi Sultan Hasanuddin, Si 'Ayam Jantan dari Timur'
Masjid yang megah ini sempat dibakar oleh agresi militer Belanda, tetapi dibangun kembali untuk meredam amarah rakyat Aceh. Kemudian, Masjid ini juga sempat berjasa ketika tsunami besar yang melanda Aceh pada 2004 lalu. Masjid ini adalah satu-satunya bangunan yang berdiri kokoh saat tsunami tersebut terjadi.
Taman Sari Gunongan adalah salah satu peninggalan Aceh yang dibangun oleh Keraton pada zaman dahulu. Tetapi karena tidak terselamatkan dari serangan Belanda, taman ini dibangun kembali pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah mulai tahun 1607–1636.
Taman ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda karena cintanya yang begitu besar terhadap Putri Boyongan dari Pahang. Sehingga keinginan Putri Boyongan terpenuhi untuk membangun sebuah taman sari yang indah dan dilengkapi dengan Gunongan.
Baca Juga: Sultan Iskandar Muda, Pahlawan yang Berhasil Menyatukan Tanah Melayu
Pada saat Kerajaan Islam muncul setelah Kerajaan Hindu di Aceh, Benteng Indra Patra digunakan sebagai tempat pertahanan melawan penjajah Portugis. Benteng ini dulu dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yaitu sebuah Kerajaan Hindu pertama di Aceh. Meskipun pada akhirnya Aceh dikuasai oleh Kerajaan Islam, para Sultan serta ratu yang memimpin Aceh tidak berniat untuk menghancurkan jejak peninggalan nenek moyang mereka.
Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, beberapa pembuat senjata dan teknisi dari Turki dikirimkan, sehingga Aceh belajar dari mereka. Pada akhirnya Aceh mampu membuat meriam sendiri yang terbuat dari kuningan. Meriam buatan Aceh ini juga digunakan saat perang melawan Belanda dan mempertahankan Aceh dari serangan penjajah.
5. Pinto Khop
Pinto Khop merupakan sebuah pintu gerbang berbentuk kubah yang didirikan pada masa Sultan Iskandar Muda. Pinto ini digunakan sebagai tempat peristirahatan putri Pahang, setelah selesai berenang dengan posisinya yang tidak jauh dari gunongan. Di sana, para dayang akan membersihkan rambut permaisuri.
Selain itu, di dalamnya juga terdapat sebuah kolam yang digunakan permaisuri kerajaan untuk mandi bunga. Tidak hanya itu, Pinto Khop juga menjadi sebuah pintu penghubung antara istana dan taman putri Pahang. Sekarang, Pinto Khop ini berada di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan, Baiturrahman, Banda Aceh.
Selain kelima peninggalan Kerajaan Aceh seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa peninggalan lainnya seperti:
- Masjid Tua Indrapuri
- Makam Sultan Iskandar Muda
- Uang Emas Kerajaan Aceh
- Stempel Cap Sikureung
- Pedang Aman Nyerang
- Kerkhof
- Karya Sastra: Hikayat Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Prang Sabi.
Itulah beberapa peninggalan Kerajaan Aceh yang masih dijaga hingga sekarang ini. Selain memiliki nilai sejarah yang besar, Kerajaan Aceh juga merupakan salah satu simbol dan bukti masuknya agama Islam di Aceh dan Indonesia.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama