Isak Tangis Megawati Pecah saat Pidato di Hadapan Kader PDIP

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 11 Januari 2021 | 11:23 WIB
Isak Tangis Megawati Pecah saat Pidato di Hadapan Kader PDIP
Megawati Soekarnoputri saat HUT PDIP 48. [Tangkapan Layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat terisak kala memberikan sambutan di HUT PDIP ke-48.

Isak tangis Megawati itu pecah kala ia menceritakan soal pesan yang pernah diamanahkan kepadanya dari sang ayah, Mantan Presiden Soekarno.

Megawati tampak tak bisa menahan haru saat mengenang pesan yang disampaikan oleh Proklamator Kemerdekaan itu di masa mudanya.

Ia pun menyampaikan kembali pesan tersebut ke hadapan para kader partai dalam acara HUT PDIP ke-48 pada Minggu (10/1/2021).

Baca Juga: Jokowi: Kita Wajib Bersyukur Indonesia Mampu Menghadapi Pandemi Covid-19

"Saudara-saudara, beberapa hari ini saya merenung. Saya mencoba menggali kembali lembar perjalanan kehidupan politik yang telah saya lewati mengantarkan saya pada memori terdalam pada cita-cita dan gagasan politik oleh seorang lelaki yang saya panggil Bapak Soekarno untuk hidup di dalam jalan pengabdian," kata Megawati.

Ia tampak tak bisa menahan ekspresi harunya hingga suaranya bergetar. Megawati pun melanjutkan pidatonya.

"Tetapkanlah kecintaanku pada tanah air dan bangsa. Selalu menyala dalam dada sampai Allah memanggilku," kata Megawati mengulangi pesan dari Soekarno.

Mantan Presiden Indonesia ini lantas mengingatkan agar para kader partai dan masyarakat tak pernah melepaskan Pancasila sebagai pedoman negara.

"Pancasila jangan jadi jargon belaka. Bangsa ini butuh Pancasila untuk diimplementasikan," kata Megawati tegas.

Baca Juga: Yakin Masih Hidup, Harun Masiku Jadi 'Utang' KPK yang Belum Dibayar

Terlebih, lanjutnya, saat ini dunia sedang gempur menghadapi pandemi yang membuat pemangku kebijakan harus membuka mata batin dan pikiran mereka.

"Kebikjasanaan berisi dua unsur: kebenaran dan keadilan. Kita tidak perlu mencari lagi kebenaran dalam versi lain, karena sejak revolusi ada satu bintang penuntun yaitu Pancasila," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI