Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Media Asing Sorot Usia Burung Besi

Minggu, 10 Januari 2021 | 10:44 WIB
Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Media Asing Sorot Usia Burung Besi
Ilustrasi pesawat milik maskapai Sriwijaya Air. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sriwijaya Air, maskapai budget lokal yang terbang ke Indonesia dan tujuan Asia Tenggara lainnya, mengatakan masih mengumpulkan informasi tentang penerbangan tersebut.

Pesawat itu bukan 737 Max, lapor BBC, model Boeing yang terlibat dalam dua kecelakaan besar dalam beberapa tahun terakhir.

Yang pertama, pada Oktober 2018, melibatkan penerbangan Lion Air Indonesia yang jatuh ke laut sekitar 12 menit setelah lepas landas dari Jakarta yang menewaskan 189 orang.

Penerbangan Sriwijaya Air tampaknya dilakukan oleh Boeing 737-500. Pesawat ini merupakan bagian dari seri 737 Classic, generasi kedua dari 737, yang dibuat pada 1980-an dan 1990-an.

Pesawat tersebut, yang dipandang sebagai pesawat pekerja keras selama bertahun-tahun, memiliki catatan keamanan yang kuat.

Pesawat Sriwijaya Air Boeing 737 berusia 26 tahun. Meskipun maskapai penerbangan cenderung lebih memilih untuk menerbangkan pesawat yang lebih baru - karena memiliki biaya operasional yang lebih rendah - tidak jarang menemukan pesawat dengan seusia ini masih memberikan pelayanan.

Ilustrasi pesawat maskapai Sriwijaya Air. [Antara/Suriani Mappong]
Ilustrasi pesawat maskapai Sriwijaya Air. [Antara/Suriani Mappong]

Namun, Indonesia memiliki catatan keselamatan penerbangan yang relatif buruk. Selama lebih dari satu dekade, operator dari wilayah tersebut dilarang terbang ke Uni Eropa, lapor BBC.

Hingga saat ini, ada anggapan bahwa standar sudah meningkat, dan pada 2018 semua maskapai penerbangan Indonesia dihapus dari daftar hitam Uni Eropa. Keputusan tersebut dikeluarkan sebelum hilangnya Lion Air 737 Max pada Oktober 2018.

Meskipun desain pesawat secara luas diyakini sebagai penyebab utama kecelakaan, penyelidik juga menyoroti masalah seperti prosedur perawatan yang buruk dan keterampilan terbang yang tidak memadai sebagai faktor pendukung.

Baca Juga: Cari Korban Pesawat Sriwijaya Jatuh, Polda Metro Kerahkan 60 Penyelam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI