Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Media Asing Sorot Usia Burung Besi

Minggu, 10 Januari 2021 | 10:44 WIB
Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Media Asing Sorot Usia Burung Besi
Ilustrasi pesawat milik maskapai Sriwijaya Air. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesawat Sriwijaya Air Boeing 737 hilang kontak setelah lepas landas dalam penerbangan menuju Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu (10/1/2021).

Insiden tersebut bukan hanya membuat Bangsa Indonesia berkabung, namun juga menarik perhatian dunia termasuk media asing.

Salah satunya adalah BBC News, yang ikut mewartakan insiden kecelakaan pesawat yang membawa sekitar lebih dari 50 orang.

Menyadur BBC, Minggu (10/1/2021) sebuah pesawat penumpang dengan lebih dari 50 orang di dalamnya hilang tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Indonesia, Jakarta.

Baca Juga: Cari Korban Pesawat Sriwijaya Jatuh, Polda Metro Kerahkan 60 Penyelam

Penemuan kabel diduga terkait kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air
Penemuan kabel diduga terkait kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air

Situs web pelacakan penerbangan Flightradar24.com mengatakan pesawat itu kehilangan ketinggian lebih dari 3.000 m (10.000 kaki) dalam waktu kurang dari satu menit.

Setelah kabar kecelakaan tersebut muncul, langsung beredar gambar penemuan serpihan pesawat di media sosial.

Sejumlah penduduk pulau di dekat tempat hilangnya pesawat mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa mereka menemukan benda-benda yang mereka kira berasal dari pesawat.

Kementerian Perhubungan mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan. Dikatakan kontak terakhir dengan pesawat, dengan tanda panggilan SJY182, dilakukan pada pukul 14:40.

Jumlah pasti penumpang di dalamnya tidak jelas, meski berkapasitas 130 orang.

Baca Juga: Gegara Swab Test, Keluarga Ini Lolos dari Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182

BBC juga ikut menyoroti usia pesawat dan manajemen pemeliharaan pesawat yang dinilai kurang baik. Menurut keterangan, pesawat yang jatuh tersebut adalah Boeing 737-500 berusia 26 tahun.

Sriwijaya Air, maskapai budget lokal yang terbang ke Indonesia dan tujuan Asia Tenggara lainnya, mengatakan masih mengumpulkan informasi tentang penerbangan tersebut.

Pesawat itu bukan 737 Max, lapor BBC, model Boeing yang terlibat dalam dua kecelakaan besar dalam beberapa tahun terakhir.

Yang pertama, pada Oktober 2018, melibatkan penerbangan Lion Air Indonesia yang jatuh ke laut sekitar 12 menit setelah lepas landas dari Jakarta yang menewaskan 189 orang.

Penerbangan Sriwijaya Air tampaknya dilakukan oleh Boeing 737-500. Pesawat ini merupakan bagian dari seri 737 Classic, generasi kedua dari 737, yang dibuat pada 1980-an dan 1990-an.

Pesawat tersebut, yang dipandang sebagai pesawat pekerja keras selama bertahun-tahun, memiliki catatan keamanan yang kuat.

Pesawat Sriwijaya Air Boeing 737 berusia 26 tahun. Meskipun maskapai penerbangan cenderung lebih memilih untuk menerbangkan pesawat yang lebih baru - karena memiliki biaya operasional yang lebih rendah - tidak jarang menemukan pesawat dengan seusia ini masih memberikan pelayanan.

Ilustrasi pesawat maskapai Sriwijaya Air. [Antara/Suriani Mappong]
Ilustrasi pesawat maskapai Sriwijaya Air. [Antara/Suriani Mappong]

Namun, Indonesia memiliki catatan keselamatan penerbangan yang relatif buruk. Selama lebih dari satu dekade, operator dari wilayah tersebut dilarang terbang ke Uni Eropa, lapor BBC.

Hingga saat ini, ada anggapan bahwa standar sudah meningkat, dan pada 2018 semua maskapai penerbangan Indonesia dihapus dari daftar hitam Uni Eropa. Keputusan tersebut dikeluarkan sebelum hilangnya Lion Air 737 Max pada Oktober 2018.

Meskipun desain pesawat secara luas diyakini sebagai penyebab utama kecelakaan, penyelidik juga menyoroti masalah seperti prosedur perawatan yang buruk dan keterampilan terbang yang tidak memadai sebagai faktor pendukung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI