Tak Perlu Berprasangka Berlebihan Atas Pembebasan Abu Bakar Baasyir

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 08 Januari 2021 | 14:53 WIB
Tak Perlu Berprasangka Berlebihan Atas Pembebasan Abu Bakar Baasyir
Abu Bakar Baasyir tinggalkan Lapas Gunung Sindur usai salat Subuh. ANTARA
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies Khairul Fahmi mengingatkan masyarakat agar jangan berprasangka berlebihan atas pembebasan Abu Bakar Baasyir pada Jumat ini.

"Mengenai dampak, sedikit banyak tentu ada. Bagaimanapun nama beliau selama ini lekat dengan kasus-kasus dan jaringan terorisme. Tentu kebebasannya berpotensi memunculkan kekhawatiran dan prasangka. Namun, saya kira hal itu tak perlu direspons berlebihan," kata Fahmi.

Menurut dia, pemerintah cukup menyampaikan bahwa pembebasan Baasyir bukanlah sebuah keputusan politik.

"Pemerintah juga memastikan bahwa meski telah bebas, tetap akan memantau dan melakukan pembinaan sebagaimana terhadap para mantan napi lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Usai Bebas, Abu Bakar Baasyir Pilih Main Bareng Cucu Ketimbang Terima Tamu

Pembebasan Baasyir, kata dia, harus dipahami bahwa statusnya adalah bebas murni. Artinya, ini adalah hak yang bersangkutan yang harus diberikan setelah tuntas menjalani hukuman.

Terkait dengan pengaruh Baasyir terhadap jaringan terorisme, salah satunya Jamaah Islamiyah, menurut dia, memang masih ada pengaruhnya. Namun, tidak sekuat dahulu.

"Bagaimanapun beliau (Baasyir) sudah lanjut usia dan kondisi kesehatannya sudah sangat menurun. Tentu ini akan sangat berpengaruh pada aktivitas kesehariannya setelah bebas," katanya.

Konstelasi kelompok radikal maupun jaringan-jaringan kekerasan ekstrem dinilai sudah banyak mengalami perubahan, baik karena upaya penindakan maupun karena munculnya tokoh-tokoh baru yang bisa saja berbeda afiliasinya.

Namun, kata dia, hal ini bukan berarti kewaspadaan harus dikendorkan. Apalagi, bebasnya Baasyir ini kebetulan masih berdekatan waktunya dengan penahanan Habib Rizieq Shihab, pembubaran FPI, dan indikasi kembali aktifnya sel-sel Jamaah Islamiyah.

Baca Juga: Pakar Terorisme Sebut Abu Bakar Baasyir Pemimpin yang Ditinggalkan Pengikut

"Terkait dengan hal ini saya kira posisi beliau tidak lebih sebagai simbol pengisi kekosongan saja. Bagaimanapun kondisi Baasyir juga sudah uzur sehingga saya meragukan bisa lebih dari itu," katanya.

Terlebih kepolisian dan BNPT beberapa waktu lalu sudah mengungkapkan indikasi aktifnya simpul-simpul Jamaah Islamiyah, bahkan tanpa kehadiran Baasyir.

"Soal apakah karena faktor Baasyir bebas kemudian mereka akan makin aktif? Saya kira itu masih sangat spekulatif," kata Khairul Fahmi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI