Waduh, Warga Desa Bawa Mayat ke Bank untuk Cairkan Biaya Pemakaman

Kamis, 07 Januari 2021 | 19:37 WIB
Waduh, Warga Desa Bawa Mayat ke Bank untuk Cairkan Biaya Pemakaman
Ilustrasi mayat. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga desa bawa mayat ke bank agar bisa mencairkan biaya pemakaman. Menyadur Mint Kamis (07/01), peristiwa ini terjadi di negara bagian Bihar timur. Mayat bernama Mahesh Yadav ini dibawa oleh tetangganya agar segera dikremasi. 

Mahesh Yadav adalah seorang buruh tani dan ia meninggal pada Selasa pagi setelah mengalami sakit berkepanjangan dan tak memiliki anggota keluarga.

Mayatnya ditemukan oleh tetangganya beberapa jam setelah ia menghembuskan nafas terakhir. Warga desa lantas memeriksa isi rumah Mahesh untuk mencari barang berharga agar bisa membuat upacara pemakaman.

Rupanya Mahesh yang meninggal saat umur 55 tahun ini memiliki tabungan dengan saldo USD 1.600 yang setara Rp 22 juta.

Baca Juga: Serba Cepat, Proses Pemakaman Dua Jenazah Terduga Teroris di Sulsel

Tak mau menunda waktu, warga desa pergi menuju bank sambil membawa buku tabungan dan mayat Mahesh untuk mencairkan uang tersebut.

(Shutterstock)
Ilustrasi bank. (Shutterstock)

Polisi mengatakan mereka menolak untuk meninggalkan bank sebelum manajer cabang mencairkan uang yang akan dipakai untuk upacara pemakaman ini.

"Penduduk desa menuntut bank memberi mereka uang dari rekeningnya untuk kremasi atau mereka tidak akan mengkremasinya," kata polisi setempat Amrendar Kumar.

Bank akhirnya mencairkan dana yang mereka minta setelah mendapat intervensi dari kepolisian. Manajer cabang Canara Bank, Sanjeev Kumar mengatakan pemandangan itu menimbulkan kepanikan.

"Itu kasus pertama yang terjadi. Setelah lebih dari satu jam, saya memberi mereka uang (USD 135 atau sekitar Rp 1,9 juta) dan mereka akhirnya meninggalkan bank dengan mayat untuk kremasi."

Baca Juga: Upacara Pemakaman Maradona Dikritik Jadi Penyebaran Covid-19 di Argentina

Tetangganya, Shakuntala Devi mengatakan Mahesh tak punya tanah dan tidak menerima dukungan apapun dari pemerintah.

"Tidak ada yang menjaganya meskipun dia telah sakit selama berbulan-bulan. Kami biasa menyediakan dia makanan yang dimasak dan hal-hal lain," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI