Kapal Tanker Berbendera Korsel Ditahan Iran, Salah Satu WNI Jadi Awaknya

Selasa, 05 Januari 2021 | 17:15 WIB
Kapal Tanker Berbendera Korsel Ditahan Iran, Salah Satu WNI Jadi Awaknya
Ilustrasi kapal tanker.[unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan beserta awaknya ditahan oleh Korps Pengawal Revolusi Iran di perairan Teluk karena dianggap melanggar aturan.

Penyitaan tersebut terjadi di tengah ketegangan antara Teheran dan Seoul atas dana Iran yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan karena sanksi AS.

Seoul mengkonfirmasi penyitaan kapal tanker yang membawa bahan kimia Korea Selatan oleh otoritas Iran di perairan Oman, dan menuntut untuk segera dibebaskan.

Beberapa outlet media Iran, termasuk TV pemerintah, mengatakan angkatan laut menangkap kapal tersebut karena mencemari Teluk dengan bahan kimia.

Baca Juga: Peringati Kematian Soleimani, Ribuan Warga Irak Serukan Slogan Anti Amerika

"Menurut laporan awal oleh pejabat lokal, itu murni masalah teknis dan kapal dibawa ke pantai karena mencemari laut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, disadur dari Channel News Asia, Selasa (5/1/2021).

Kantor berita Tasnim menerbitkan gambar-gambar yang menunjukkan speedboat pihak berwenang Iran mengawal kapal tanker HANKUK CHEMI, yang dikatakan membawa 7.200 ton etanol.

Awak kapal yang ditahan berasal dari Korea Selatan namun juga sejumlah warga di Asia Teggara termasuk warga negara, Indonesia, Vietnam dan Myanmar.

TV pemerintah Iran mengatakan kapal tanker itu ditahan di kota pelabuhan Bandar Abbas Iran. Kapal itu memiliki 20 anggota awak, menurut kementerian luar negeri Korea Selatan.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat meminta Iran untuk segera melepaskan kapal tanker itu.

Baca Juga: Ada Ketentuan Karantina, Satgas COVID-19 Udara Pastikan Ketersediaan Hotel

"Rezim terus mengancam hak navigasi dan kebebasan di Teluk Persia sebagai bagian dari upaya nyata untuk memeras masyarakat internasional agar mengurangi tekanan sanksi," kata seorang perwakilan Departemen Luar Negeri AS.

Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain mengetahui insiden itu dan sedang memantau situasinya, kata juru bicara Rebecca Rebarich kepada Reuters.

Insiden penyitaan tersebut terjadi menjelang kunjungan yang diharapkan oleh wakil menteri luar negeri Korea Selatan ke Teheran.

Khatibzadeh mengatakan kunjungan itu akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang, di mana para pejabat akan membahas permintaan Iran agar Korea Selatan mengeluarkan dana 7 miliar dolar yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan karena sanksi AS.

Perusahaan Inggris Ambrey mengatakan kapal berbendera Korea Selatan, yang dimiliki oleh DM Shipping Co, telah berangkat dari Petroleum Chemical Quay di Jubail, di Arab Saudi, sebelum ditahan oleh otoritas Iran.

Perusahaan keamanan maritim lainnya, Dryad Global, mengatakan di situs webnya kapal tanker kimia itu "kemungkinan besar telah ditahan oleh pasukan Iran" di Selat Hormuz ketika sedang menuju Fujairah di Uni Emirat Arab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI