Membludak! RS di Surabaya 100 Persen Penuh Pasien Corona hingga Lorong IGD

Selasa, 05 Januari 2021 | 17:02 WIB
Membludak! RS di Surabaya 100 Persen Penuh Pasien Corona hingga Lorong IGD
Ilustrasi---Tenaga kesehatan saat menangani pasien COVID-19 (Foto ANTARA/Hery Sidik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengungkapkan bahwa tingkat keterisian rumah sakit di berbagai daerah sudah mulai dipenuhi oleh pasien positif COVID-19.

Adib mencontohkan di Surabaya, rumah sakit sudah penuh 100 persen bahkan sudah berlebihan karena ada pasien yang mengantre di lorong rumah sakit.

"Data BOR ICU RS Rujukan COVID-19 di Surabaya 100 persen, artinya full semua, karena teman-teman IDI disana ikut terlibat dalam membangun sistem integrasi rujukan dengan covidhub, dengan Pangkogabwilhan yang ada di Indrapura, ini ada sistem yang real time, itu tadi malam per jam 18.00 menyatakan bahwa ini sudah 100 persen, bahkan dikatakan lebih dari 100 persen, karena masih ada yang di selasar-selasar IGD," kata Adib dalam diskusi Kelas Umum Pandemi LaporCovid19, Selasa (5/1/2021).

Senada dengan Adib, Dokter sekaligus sukarelawan LaporCovid-19, Tri Maharani juga melaporkan tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sudah penuh mulai 1 hingga 5 Januari 2021.

Baca Juga: Banyak Pasien Corona di Jabodetabek Meninggal di Jalan Gegara RS Penuh

Selain itu dia juga mendapat laporan bahwa ada enam pasien corona yang meninggal saat sedang dalam perjalanan mencari ICU di rumah sakit yang masih bisa tersedia.

"Saya mendapatkan enam pasien yang meninggal di IGD karena tidak mendapatkan ICU dan sudah penuh di seluruh Jabodetabek, ada beberapa warga yang meninggal di taksi, lalu di ambulans dengan fasilitas yang tidak memadai, dan juga ada yang tidur di lantai mobil karena fasilitas tidak memadai," terangnya.

Adib menilai pemerintah tidak cukup menyelesaikan masalah perawatan pasien COVID-19 hanya dengan mengalokasikan penambahan tempat tidur, melainkan dengan peningkatan testing, tracing, dan treatment, serta mengubah perilaku masyarakat.

"Kalau kita sekadar konsentrasi pada hilirnya saja, tidak ada negara yang mampu mengatasi hanya dengan menambah kapasitas, SDM, karena kita tahu keterbatasan itu pasti akan terjadi," tegas Adib.

Sebagai informasi, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 772.103 orang di Indonesia sejak Maret 2020, 110.089 di antaranya masih dalam perawatan, 639.103 orang sembuh, dan 22.911 jiwa meninggal dunia.

Baca Juga: RS Jabodetabek, Yogya dan Jatim Penuh, Banyak Pasien Covid Tewas di Jalan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI