Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon mempertanyakan hasil uji klinis tahap III vaksin Covid-19 Sinovac. Sebab, pemerintah RI saat ini menyatakan siap mulai vaksinasi, namun belum memaparkan hasil uji klinis vaksin tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Fadli Zon melalui akun Twitter miliknya @fadlizon.
Dalam cuitannya, Fadli merespon pemberitaan salah satu media online yang mewartakan Menko Ekonomi Airlangga Hartaro menyatakan jadwal vaksinasi dimulai pekan depan.
"Saya ingin bertanya kepada @KemenkesRI, vaksin Sinovac dari China yang akan disuntikkan itu vaksin vinal atau masih clinical trial tahap 3?" kata Fadli Zon seperti dikutip Suara.com, Selasa (5/1/2021).
Baca Juga: DKI Jakarta Akan Mulai Program Vaksinasi Virus Corona Pertengahan Januari
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta agar Kementerian Kesehatan bisa menjawab pertanyaannya.
Sehingga, tidak ada kesimpangsiuran yang terjadi di tengah masyarakat terkait vaksinasi Covid-19 ini.
"Tolong dijawab agar jelas," ungkap Fadli.
Belum Kantongi Izin EUA
Pemerintah Indonesia telah mengimpor vaksin Sinovac asal Tiongkok. Vaksin tersebut juga telah mulai didistribusikan ke sejumlah daerah di Indonesia.
Baca Juga: Bicara Vaksinasi Covid-19 ke Jokowi, Begini Penjelasan Moeldoko
Namun, vaksin tersebut belum mengantongi izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).
Kepala BPOM, Penny K Lukito mengatakan, vaksin Covid-19 diberikan izin khusus distribusi sebab membutuhkan waktu panjang dalam proses distribusi.
"EUA masih berproses, tapi vaksin sudah diberikan izin khusus untuk didistribusikan karena membutuhkan waktu untuk sampai ke seluruh daerah target di Indonesia," kata Penny.
Vaksinasi Dimulai Pertengahan Januari
Kementerian Kesehatan menyampaikan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada pertengahan atau pekan kedua Januari 2021.
Vaksinasi tahap pertama akaun diberikan kepada golongan prioritas yakni para tenaga kesehatan (nakes).
Program vaksinasi akan diselesaikan dalam waktu 15 bulan, targetnya program terseut akan selesai pada Maret 2020 mendatang dengan total 181,5 juta orang divaksin.
Program tersebut dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama dimulai pada Januari-April 2021 diberikan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi dan 17,4 juta petugas publik.
Selanjutnya, vaksinasi akan diberikan kepada kelompok lanjut usia dengan jumlah sebanyak 21,5 juta orang.
Adapun untuk periode vaksinasi kedua dimulai pada April 2021-Maret 2022. Vaksinasi diberikan kepada masyarakat kategori rentan atau yang berada di daerah risiko penularan tinggi sebanyak 63,9 juta orang.
Terakhir, vaksinasi akan menyasar ke masyarakat umum dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin. Targetnya ada 77,4 juta orang yang akan menerima vaksin gratis.