Hiks.. Apa yang Bikin Paus Fransiskus Bersedih?

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 05 Januari 2021 | 05:30 WIB
Hiks.. Apa yang Bikin Paus Fransiskus Bersedih?
Paus Fransiskus yang mengenakan masker. [AFP/Andreas Solaro].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paus Fransiskus mengatakan dia 'sedih' dengan pelanggar aturan Covid-19, yang mengabaikan pembatasan perjalanan selama pandemi. Menurutnya, mereka perlu menunjukkan kesadaran lebih besar tentang penderitaan orang lain.

Berbicara setelah pemberkatan tengah hari mingguan pada Minggu (3/1/2021), Francis mengatakan, dia telah membaca laporan surat kabar tentang orang-orang yang mengejar penerbangan untuk melarikan diri dari pembatasan pemerintah dan mencari kesenangan di tempat lain.

"Mereka tidak memikirkan orang-orang yang tinggal di rumah, masalah ekonomi banyak orang yang terkena dampak lockdown, orang-orang yang sakit. (Mereka berpikir) hanya tentang pergi berlibur dan bersenang-senang," katanya dilansir laman Dailymail, Selasa (5/1/2021).

"Ini benar-benar membuat saya sedih," tambahnya dalam sebuah pidato video dari perpustakaan Istana Apostolik Vatikan.

Baca Juga: 3M Saja Tak Cukup, Butuh Kampanye 5M untuk Atasi Covid-19 di Indonesia

Pemberkatan Angelus tradisional biasanya diberikan dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, tetapi dipindahkan ke dalam ruangan untuk mencegah kerumunan orang berkumpul dan membatasi penyebaran Covid-19.

"Kami tidak tahu apa yang akan dicadangkan 2021 untuk kami, tetapi yang bisa kita semua lakukan bersama adalah berusaha lebih keras untuk saling menjaga. Meskipun ada godaan hanya mengurus kepentingan kita sendiri," tambahnya.

Selama penguncian pertama Italia pada bulan Maret, Paus Fransiskus awalnya menyampaikan doa Angelus Minggu dari perpustakaan Vatikan alih-alih jendela biasa menghadap kerumunan di Lapangan Santo Petrus.

Pembatasan tersebut mendorongnya untuk mengatakan dia merasa 'terkurung', dan dia membuat beberapa penampilan singkat di jendela, menyapa beberapa orang yang berkelana ke alun-alun yang luas.

Paus memiliki faktor risiko virus corona selain usianya yang sudah lanjut. Ketika dia berusia 21 tahun pada 1957, dia menderita radang selaput dada yang parah, membutuhkan pembedahan untuk mengangkat sebagian dari paru-paru kanannya, menurut penulis biografi Austen Ivereigh.

Baca Juga: Penanganan Pandemi Corona Tahun 2021, Pemkab Malang Alokasikan Rp 13 Miliar

Vatikan belum memberikan indikasi kapan paus dapat divaksinasi untuk Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI