Suara.com - Perajin tahu dan tempe mogok produksi lantaran naiknya harga kedelai. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok tempe dan tahu akan tetap tersedia untuk masyarakat.
Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto mengatakan, bahwa stok kedelai yang ada masih cukup guna memenuhi kebutuhan industri tahu dan tempe nasional. Dengan demikian ia menjamin tahu dan tempe tetap tersedia.
"Kementerian Perdagangan terus mendukung industri tahu tempe Indonesia. Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat akan tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi oleh perajin," kata Suhanto dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Suara.com, Senin (4/1/2021).
Suhanto menyebut kalau pihaknya melakukan koordinasi dengan Gakoptindo. Dari situ, Kemendag mendapatkan informasi kalau harga kedelai impor di tingkat perajin mengalami penyesuaian dari Rp 9.000/kg pada November 2020 menjadi Rp 9.300-9.500/kg pada Desember 2020.
Baca Juga: Kedelai Mahal, Bentuk Tahu di Klaten Menjadi Seperti Ini
Di sisi lain, Suhanto mengungkapkan kalau stok kedelai di gudang importir tersedia sekitar 450 ribu ton berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo).
"Apabila kebutuhan kedelai untuk para anggota Gakoptindo sebesar 150.000-160.000 ton/bulan, maka stok tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 2-3 bulan mendatang," jelasnya.
Aksi mogok produksi yang dilakukan perajin tahu dan tempe wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi berlangsung sejak Kamis (31/12/2020). Aksi yang dipicu naiknya harga kedelai, akan berakhir pada Minggu (3/1/2021).
Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia Fajri Safii dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/1/2020) mengatakan aksi mogok produksi tersebut terpaksa dilakukan mengingat harga kedelai naik hingga 35 persen.
Menurut dia, saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp 9.000 sampai Rp 10.000. Sedangkan, harga kedelai pada bulan lalu, ungkapnya, hanya di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 7.500.
Baca Juga: Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu di Klaten Kelimpungan
"Kenaikan harga kedelai sebesar itu menyebabkan para pengrajin tahu mogok produksi karena tidak sanggup lagi membeli kedelai," kata Fajri Safii.