Tolak Kenaikan Bantuan, Rumah Pimpinan DPR AS Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Senin, 04 Januari 2021 | 09:31 WIB
Tolak Kenaikan Bantuan, Rumah Pimpinan DPR AS Jadi Sasaran Aksi Vandalisme
Aksi vandalisme di rumah DPR AS, Nancy Pelosi.[Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kediaman pimpinan Senat dan DPR Amerika Serikat menjadi sasaran aksi vandalisme, dari coretan, darah hingga kepala babi.

Menyadur Sky News, Minggu (3/1/2021) aksi tersebut terjadi setelah Senat AS menolak kenaikan jumlah bantuan yang diberikan kepada warga AS untuk membantu mereka melewati pandemi Covid-19.

Rumah Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell di Kentucky dan rumah Ketua DPR AS Nancy Pelosi di California dirusak pada akhir pekan.

Rumah McConnell menjadi sasaran vandalisme sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat pada hari Sabtu (2/1). Merek mencorat-coret tembok rumah dengan tulisan: WERES (sic) MY MONEY (Dimana Uang Kami).

Baca Juga: Cuma Jualan Indomie di Amerika Serikat, Pria Ini Untung Jutaan

Di bagian jendela tergambar MITCH KILLS THE POOR dan ada kata-kata kotor yang dilukis di bawah kotak surat rumah McConnell.

Setelah mengetahui bahwa rumahnya menjadi sasaran, dia menggambarkan aksi vandalisme sebagai amukan yang radikal.

"Saya menghabiskan karier saya untuk memperjuangkan Amandemen Pertama dan membela protes damai." buka McConnel.

"Saya menghargai setiap warga Kentuckian yang telah terlibat dalam proses demokrasi baik mereka setuju atau tidak dengan saya. Ini berbeda. Vandalisme dan politik ketakutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita." sambungnya.

Di San Francisco, rumah Ketua DPR Nancy Pelosi juga dirusak dengan coretan bergambar grafiti, kepala babi, dan darah palsu.

Baca Juga: Punya Apartemen Mewah di Amerika, Lionel Messi Bakal Pindah ke MLS?

Polisi mengatakan vandalisme itu dilaporkan sekitar pukul 02.00 waktu setempat setelah pergantian Tahun Baru 2021.

Menurut KGO-TV, grafiti di rumah Pelosi beruliskan "$ 2K", "Cancel rent! (Batalkan sewa!)" dan "We want everything (Kami menginginkan segalanya)".

Pada saat malam Tahun Baru, Senat Partai Republik menolak untuk meningkatkan jumlah bantuan finansial dari 600 (Rp 8,5 juta) dolar menjadi 2.000 dolar (Rp 28,4 juta) untuk setiap orang yang berpenghasilan hingga 75.000 dolar (Rp 1 miliar).

Peningkatan tersebut didukung oleh Presiden Donald Trump dan disahkan oleh DPR yang dipimpin oleh Partai Demokrat, tetapi ditolak oleh McConnell di Senat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI