Daerah tempat serangan yang terjadi hari Sabtu (3/1) tersebut di Mangaize, terletak di Tillaberi, merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Mali dan Burkina Faso.
Sejak Januari tahun lalu, warga Tillaberi dilarang bepergian menggunakan sepeda motor sebagai upaya untuk mengatasi serangan oleh pemberontak.
Pejuang yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda dan kelompok bersenjata ISIL semakin meningkatkan serangan di wilayah Sahel Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir meskipun ada ribuan pasukan regional dan asing.
Kekerasan telah melanda Mali dan Burkina Faso yang paling parah, tetapi juga meluas ke Niger barat. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, setidaknya 4.000 orang di tiga negara tewas dalam kekerasan yang terkait dengan kelompok bersenjata pada 2019.
Pada 21 Desember, tujuh tentara Nigeria tewas dalam serangan di Tillaberi, sementara 34 penduduk desa dibantai di wilayah tenggara Diffa di perbatasan Nigeria bulan lalu.
Manu Lekunze, dosen di Universitas Aberdeen di Inggris Raya, menyebutkan "populasi yang terus bertambah, kemiskinan dan perubahan iklim" sebagai pendorong ketidakstabilan di wilayah Sahel.
"Kita perlu menerima fakta ini dan mulai berpikir tentang bagaimana negara-negara ini perlu direformasi secara fundamental untuk memenuhi tantangan yang mereka hadapi di abad ke-21," katanya.