Suara.com - Seorang pria di Utar Prades, India dipukuli dan diarak berkeliling desa dengan keledai karena diduga melecehkan wanita
Menyadur India Express, Rabu (30/12/2020) penduduk desa menuduh bahwa pria itu mendobrak sebuah rumah milik seorang wanita dan melecehkannya.
Namun pria berusia 40 tahun tersebut terpergok oleh warga sekitar karena korban berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.
Pria tersebut kemudian dihakimi oleh warga sekitar karena diduga melecehkan seorang wanita dan kemudian diarak keliling desa menggunakan seekor keledai dengan wajah dicat hitam.
Baca Juga: Tidak Diberi Uang untuk Melunasi Hutang, Cucu Tega Palu Nenek Sendiri
Video insiden yang terjadi pada hari Selasa malam waktu setempat kemudian langsung viral di media sosial, kata kata petugas polisi.
Penduduk desa menuduh bahwa pria itu menerobos masuk ke rumah wanita itu dan mengganggunya, tetapi tertangkap saat dia membunyikan alarm.
Anggota keluarga korban memukuli pria tersebut dan mengecat wajahnya hingga hitam, dan mengangkutnya menggunakan keledai dan membawanya berkeliling desa pada malam hari.
Atas insiden tersebut, polisi mengajukan kasus dan menahan dua orang, kata SSP Budaun Sankalp Sharma, menambahkan penyelidikan sedang dilakukan.
Insiden serupa juga pernah terjadi di India pada bulan Agustus yang menimpa seorang wanita setelah dituduh selingkuh.
Baca Juga: Arya Rajendran, Mahasiswi Partai Komunis jadi Wali Kota Termuda di India
Seorang wanita di India dipaksa menggendong suaminya dan diarak di depan umum, sebagai hukuman karena dicurigai berselingkuh.
Insiden tersebut terjadi di sebuah desa di distrik Jhabua di negara bagian Madhya Pradesh, seperti diwartakan Gulf News, Minggu (2/8/2020).
Menurut jurnalis senior dan analis politik India Chandrabhan Singh Bhadoriya, mengatakan bahwa hukuman kejam seperti itu bukanlah hal baru di sejumlah wilayah di India.
"Itu adalah kode hukuman kejam yang tidak tertulis di tiga distrik MP yang didominasi oleh suku ini. Bahkan perwakilan publik tidak berani ikut campur atau mengutuk tindakan semacam itu yang dikhawatirkan akan menyakiti mereka secara elektoral," jelas Singh.
Insiden serupa juga terjadi pada bulan April tahun lalu, di mana seorang wanita harus menggendong suaminya sebagai hukuman karena menikahi pria lain.