Suara.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, Indonesia memerlukan efikasi vaksin Covid-19 minimal 60 persen. Kalau misalkan di bawah presentase tersebut, maka upaya herd immunity pun dirasa akan berjalan berat.
Efikasi vaksin ialah kemampuan dari vaksin itu sendiri untuk memberikan manfaat bagi individu yang menerimanya.
"Indonesia memang memerlukan efikasi vaksin terendah 60 persen. Tidak bisa di bawah itu, karena terlalu berat untuk mencapai keberhasilan herd immunity," kata Dicky kepada Suara.com, Rabu (30/12/2020).
Kementerian Kesehatan telah membuat skenario herd immunity berdasarkan efikasi vaksin. Setidaknya sebanyak 181.554.465 penduduk dianggap bisa divaksinasi. Adapun efikasi vaksinnya mencapai 60 persen.
Baca Juga: Untuk Dapatkan Herd Immunity, Indonesia Butuh 426 Juta Dosis Vaksin Covid
Kalau misalnya efikasi vaksinnya 60 persen, maka menurut Dicky jumlah orang yang divaksin setidaknya 83 persen dari total penduduk.
"Dan program vaksinasi ini harus dilakukan dalam kurun waktu setahun," tuturnya.
Di sisi lain, Dicky menilai bahwa vaksinasi bukan solusi tunggal untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19. Poin penting yang mesti dilakukan pemerintah ialah menerapkan strategi testing, tracing, dan treatment serta menjalankan 5M yakni mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan.
Tetapi kata Dicky, Indonesia masih belum begitu disiplin dalam menerapkan poin-poin tersebut.
"Sayangnya hal tersebut masih sangat lemah. Sehingga akan mengancam keberhasilan exit strategi kita," imbuh dia.
Baca Juga: Menkes Budi: Butuh 426 Juta Dosis Vaksin Untuk Capai Herd Immunity Covid-19