Israel Bubarkan Remaja Arab yang Dugem dan Pesta Miras di Makam Nabi Musa

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 29 Desember 2020 | 13:34 WIB
Israel Bubarkan Remaja Arab yang Dugem dan Pesta Miras di Makam Nabi Musa
Situs suci di daerah pendudukan Tepi barat Palestina yang diyakini sebagai makam Nabi Musa AS, menjadi tempat dugem dan pesta minuman keras, Sabtu (26/12) malam pekan lalu. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situs suci di daerah pendudukan Tepi Barat Palestina yang diyakini sebagai makam Nabi Musa AS, menjadi tempat dugem dan pesta minuman keras, Sabtu (26/12) malam pekan lalu.

Otoritas Palestina mengecam keras insiden tersebut, yang diduga dilakukan oleh penduduk Israel. Selain makam Nabi Musa AS, kompleks itu juga terdapat Masjid Nabi Musa.

Sejumlah pejabat mengatakan "Bagaimana mungkin pelanggaran di masjid, di tempat suci dibiarkan?"

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan anak-anak muda Palestina dan Arab yang menjadi warga Israel menari dengan irian musik techno bervolume keras dan minum alkohol.

Baca Juga: Tsunami Pernah Hantam Israel hingga Tak Berpenghuni sampai 4 Ribu Tahun

Disc jockey (DJ) kenamaan Palestina, Sama Abd al-hadi, dilaporkan telah ditahan.

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, sudah membentuk tim untuk menyelidiki insiden ini.

Pemerintah Palestina sendiri membantah mengeluarkan izin pesta.

Menyusul insiden itu kementerian dalam Otorita Palestina saling menyalahkan. Kemeneterian Pariwisata menuding Kementerian Agama yang menyanggah mengetahui di masjid tersebut diadakan pesta.

Juru bicara Otorita Palestina, Ibrahim Milhem, mengatakan pihaknya sangat marah dengan insiden yang terjadi di kompleks Masjid Nabi Musa.

Baca Juga: UEA Diduga Kirimkan Perlengkapan Medis Kadaluwarsa ke Palestina

Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk masalah keagamaan, Mahmoud al-Habbash, juga marah dan kecewa atas pesta tersebut.

"Saya tak tahu siapa yang bertanggung jawab atas tindakan berdosa ini, namun siapa pun mereka harus dihukum atas kejahatan tersebut. Masjid adalah rumah Tuhan, kesuciannya sama dengan kesucian agama itu sendiri," kata al-Habbash, seperti dikutip The Times of Israel.

'Pelanggaran di tempat suci'

Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza, mengecam keras pesta di kompleks Masjid Nabi Musa dan mempertanyakan bagaimana insiden ini bisa terjadi.

"Ini kejahatan ... yang dilakukan ketika masjid-masjid ditutup dan para jemaah ditangkap karena dianggap melangar aturan pemerintah ... bagaimana mungkin pelanggaran di masjid, di tempat suci ini, bisa dibiarkan?" kata anggota parlemen Hamas dari Tepi Barat, Nayef Rajoub.

Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan pesta di masjid ini adalah perbuatan yang sungguh sangat tercela.

Ia sangat menyayangkan insiden yang ia katakan "mendapatkan izin dari pemerintah Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh".

Para pejabat Palestina sementara itu menegaskan "mereka tidak mengeluarkan izin atas pesta" di kompleks Masjid Nabi Musa.

Menteri Agama Otorita Palestina, Hassan Abu al-Rabb, kepada Radio Ajyal, mengatakan, "Saya terkejut mendengar berita orang-orang memasuki masjid ... Kementerian Agama tidak pernah dimintai izin atau diajak konsultasi, kami tidak pernah mengeluarkan izin menggelar pesta di dalam masjid."

Media The Times of Israel mengatakan mereka yang ikut pesta tampaknya bukan warga Palestina ataupun warga Arab-Israel dari Yerusalem Timur.

Polisi Israel saat ini tengah menangani kasus ini.

Melalui rekaman video yang dibagikan di Twitter, pasukan Israel tiba di tempat pesta saat konfrontasi terjadi.

"Ada tentara Israel di sana, namun insiden itu ditangani oleh polisi Israel dan institusi Palestina," kata juru bicara tentara Israel tanpa merinci lebih lanjut.

Masjid Nabi Musa adalah salah satu tempat suci yang banyak dikunjungi di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel.

Masjid ini terletak di antara Yerusalem dan Jericho, sekitar 10 kilometer di utara Laut Mati.

Banyak umat Muslim yakin di kompleks inilah Nabi Musa dimakamkan.

Di era Sultan Baybar pada 1269 dibangun masjid di kompleks yang kemudian diperbesar sekitar 200 tahun kemudian.

Tradisi warga Palestina mengunjungi masjid dan makam ini dengan jalan kaki setiap musim semi masih bertahan hingga sekarang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI