Suara.com - Kementerian Kesehatan Prancis melaporkan kasus Covid-19 pertama yang disebabkan oleh varian terbaru yang ditemukan di Inggris.
Menyadur Sky News, Sabtu (26/12/2020) kasus tersebut ditemukan pada seorang warga negara Prancis yang tinggal di Inggris dan sempat meninggalkan London menuju ke Prancis, pada 19 Desember.
Pasien tersebut saat ini sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan dilaporkan dalam keadaan baik-baik saja.
Varian virus baru yang dijuluki VUI-202012/01 tersebut, mengkhawatirkan para ahli dan pemimpin global karena dianggap lebih dapat ditularkan hingga 70%, artinya dapat menyebar lebih cepat.
Baca Juga: Boxing Day: Pujian Setinggi Langit Mourinho untuk Wolves dan Nuno Santo
Setelah varian baru tersebut diidentifikasi di tenggara Inggris, negara-negara di seluruh dunia segera menutup perbatasan mereka dengan Inggris.
Prancis memberlakukan beberapa pembatasan perjalanan paling ketat pada turis Inggris, mencegah para supir truk menyeberangi Selat dan menyebabkan kekacauan di Pelabuhan Dover.
Pada Selasa malam, pemerintah Inggris dan Prancis mencapai kesepakatan yang mengizinkan layanan kereta api, udara dan laut digunakan oleh warga atau penduduk Prancis, atau untuk alasan mendesak seperti pengangkut barang yang mengangkut barang.
Para supir truk dan warga sekarang diizinkan melintasi perbatasan Inggris-Prancis jika hasil tes virus corona menyatakan negatif.
Namun, kasus varian baru yang ditemukan oleh otoritas kesehatan memasuki Prancis sebelum larangan perjalanan diberlakukan.
Baca Juga: Eks Asisten Sir Alex: Percayalah, MU Salah Satu Favorit Juara Liga Inggris
Awal pekan ini, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengakui "sangat mungkin" varian baru itu sudah beredar di negaranya, meski para pejabat belum menemukan bukti.
Kasus Covid-19 varian baru juga telah dikonfirmasi di sejumlah negara seperti Denmark, Italia, Gibraltar, Belanda dan Australia.
Meski diyakini menyebar lebih cepat, sejauh ini tidak ada bukti bahwa varian baru tersebut menyebabkan penyakit yang lebih serius.