Disebut "Pulau Terisolasi" Terkait Covid-19, Pejabat Inggris Kecam China

Jum'at, 25 Desember 2020 | 15:35 WIB
Disebut "Pulau Terisolasi" Terkait Covid-19, Pejabat Inggris Kecam China
Ilustrasi Bendera Inggris (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pejabat Inggris mengecam pemberitaan media China mengenai penemuan virus corona baru yang lebih berbahaya dan menyebutnya "pulau yang terisolasi."

Menyadur Express, Jumat (25/12/2020) surat kabar Global Times, yang memiliki hubungan dengan pemerintah Partai Komunis China, mengatakan Inggris menjadi "pulau yang terisolasi". Sejumlah laporan media lain juga mengecap Inggris sebagai "orang sakit di Eropa".

Anggota parlemen Tobias Ellwood, ketua komite terpilih Pertahanan Pemerintah Inggris, mengecam China atas pemberitaan tersebut.

Ellwood menuduh China telah mencoba menyembunyikan wabah aslinya dan menambahkan bahwa mereka masih tetap mengkritik negara lain.

Baca Juga: Sikap Mourinho Sudah 'Bunuh' Kepercayaan Diri Dele Alli

"Namun di sini mereka mengkritik kami karena secara terbuka berbagi pengetahuan kami tentang mutasi Covid-19." ujar Ellwood kepada The Sun.

Ellwood juga menyalahkan PKT karena "melepaskan" Covid-19 dan mengatakan harus "menunjukkan kerendahan hatinya" serta menyebut pandemi Covid-19 "menghancurkan".

The Global Times juga menyebut Inggris "terombang-ambing dan sendirian di Atlantik Utara" menyusul larangan penerbangan internasional karena dikhawatirkan akan menyebarkan virus.

"Wabah baru yang disebabkan oleh virus corona mutan ini mungkin telah mendorong prestise internasional negara itu ke level terendah sejak Kerajaan Inggris," ujar Elwood.

"Kondisi nasionalnya hampir tidak dapat mendukung mentalitas dan ambisi imperialistiknya." sambungnya.

Baca Juga: Pemerintah Waspadai Penularan Varian Baru Virus Corona dari Inggris

Pemberitaan tersebut muncul setelah China juga ikut menangguhkan penerbangan langsung dari dan menuju Inggris, seperti sejumlah negara lainnya.

"Setelah banyak pertimbangan, China telah memutuskan untuk mengambil referensi dari negara lain dan menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris." jelas Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China

Strain virus Covid-19 baru, yang secara resmi disebut VUI-202012/01, terdeteksi di tenggara Inggris minggu lalu.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan strain tersebut kemungkinan telah menular warga Inggris hingga 70 persen.

Kepala ilmuwan pemerintah, Sir Patrick Vallance, mengatakan strain baru ini "menjadi varian dominan", meskipun tidak ada bukti bahwa lebih mematikan daripada sebelumnya.

Pada saat yang sama ketika China memberlakukan larangan perjalanan ke Inggris, Prancis membuka kembali perbatasannya dengan Inggris.

Ribuan kendaraan barang harus ditahan di dekat pantai setelah Prancis menutup perbatasannya dengan Inggris pada Minggu pekan lalu. Pengemudi harus dites Covid-19 sebelum diizinkan untuk melanjutkan perjalanan mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI