Pesan Natal Ketua KPK Sebut Banyak Abdi Negara Tertipu 'Taktik' Sinterklas

Jum'at, 25 Desember 2020 | 10:25 WIB
Pesan Natal Ketua KPK Sebut Banyak Abdi Negara Tertipu 'Taktik' Sinterklas
Ketua KPK Firli Bahuri menjalani sidang etik atas perilaku hidup mewah yang dilakukannya karena menggunakan helikopter khusus saat kembali ke kampung halamannya di Sumsel.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan pesan di tengah perayaan Natal bagi umat nasrani pada hari ini, Jumat (25/12/2020). Terkhusus, pesan ini lebih terhadap kepada pejabat negara agar tidak terjebak dalam suap menyuap atau penerimaan gratifikasi.

"Saya ingatkan kepada rekan-rekan penyelenggara negara untuk tidak terjebak dalam praktik korupsi suap-menyuap atau gratifikasi seperti tukar menukar bingkisan atau kado yang biasanya terjadi menjelang atau saat peringatan hari besar agama, seperti hari Natal," kata Firli Bahuri dalam keterangannya, Jumat (25/12/2020).

Firli menyebut memang bagi-bagi atau tukar menukar kado dan bingkisan menjadi budaya dalam perayaan keagamaan. Namun, akan menjadi bahaya jika melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan atau maksud tertentu.

"Pihak-pihak inilah yang memainkan 'taktik' sinterklas, "hanya memberi-tak harap kembali" hingga telah banyak abdi negara yang tertipu daya hingga terjerembab dalam pusaran korupsi," ucap Firli.

Baca Juga: Hari Natal 2020, Wakil Ketua MPR RI: Momen Tepat Perkuat Toleransi

Menurut Firli, bukan hanya terjebak. Tapi, tidak sedikit aparatur pemerintah dan negara yang malah mencari bahkan meminta bingkisan atau kado mewah. Agar tampil mewah saat hari raya.

"Bukankah dalam ajaran nasrani, Yesus memperlihatkan kesederhanaan hidupnya, seperti halnya yang diterapkan Rasulullah dan para nabi dalam agama Islam pada kehidupan sehari-hari," kata Firli.

Firli mengatakan kesederhanaan itu juga dicontohkan oleh founding father, Bung Karno, yang tampil apa adanya bak rakyat jelata, sederhana dan bersahaja.

"Dapat disimpulkan bahwasanya kesederhanaan-lah yang diajarkan oleh agama apapun di dunia ini karena sifat dan perilaku sederhana adalah kunci utama untuk meredam ketamakan," tutup Firli.

Baca Juga: Cuma Sinterklas Ini Bagikan Sekantong Makanan Sambil Menyelam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI