Suara.com - Mantan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain kembali berbicara soal situasi politik tanah air. Tengku Zul berpendapat, saat ini banyak pihak berpolitik secara sekuler dan tidak peduli dengan agama.
Pernyataan tersebut ia kemukakan melalui akun Twitter pribadinya @ustadtengkuzul, Rabu (23/12/2020).
"Berpolitik secara sekuler dengan meminggirkan Agama, padahal tertulis di Pancasila dan dijamin oleh UUD 1945 malah boleh?" cuit Tengku Zul dikutip Suara.com.
"Sebaliknya berpolitik dengan memakai aturan Agama sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 dilarang? Ini akan dijalankan? Wah... wah...wah," sambungnya.
Baca Juga: Pelaku Politik Uang Pilkada Malang 2020 Jalani Sidang Perdana
Membaca kicauan Tengku Zul, ribuan warganet merespons dan memberondong kolom komentar pendapat tersebut.
"Maksutnya agama tidak dipolitisasi. Seperti anda seharusnya tiap hari memberi hal positif minimal di lingkungan anda, sekali-kali bolehlah ngadu ayam buat selingan jadi anda tidak lebih tua dari usia anda," ujar warganet dengan akun @S18***
"Bukan meminggirkan zul, tapi jadikan agama sebagai sumber inspirasi, sumber kebaikan. Ente kalo bikin opini kenapa menyesatkan? Berpfikirlah sedikit zul," timpal akun @jabar***
"Mana ada agama sumber ketidakbaikan? Semua baik. Justru berpolitik membuang atau meminggirkan agama membuat banyak MALING jadi pejabat skrg ini...Hemm," balas Tengku Zul.
Sebelumnya, Tengku Zul menyoroti sejumlah persoalan bangsa khususnya soal kasus korupsi.
Baca Juga: Sekjen PA 212 Doakan 2 Hal Ini Buat Gus Yaqut Setelah Jadi Menteri Agama
Ia sempat membagikan sebuah kutipan yang berisi sabda Nabi Muhammad soal anak yang mencuri. Dia membahas soal seri keteladanan dari Nabi Muhammad SAW dan Umar bin Khattab dalam mendidik anak-anak mereka.
“Seri Keteladanan: Nabi bersabda: “Seandainya anak kandungku Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya,” kata dia.
Tengku juga memberikan contoh Sayyidina Umar yang memberikan hukuman kepada anaknya yang telah melakukan kejahatan.
“Sayyidina Umar minta kepada anaknya yang telah melakukan kejahatan agar mau ditambah satu pukulan atas diri anaknya itu, dari hukuman yang telah diputuskan pengadilan. Untuk menunjukkan pada rakyat bahwa pemimpinnya tidak pandang bulu soal hukum walau pada anaknya,” lanjutnya.