Ahli Konservasi Temukan Cokelat Tertua di Dunia, Berumur 120 Tahun!

Senin, 21 Desember 2020 | 21:28 WIB
Ahli Konservasi Temukan Cokelat Tertua di Dunia, Berumur 120 Tahun!
Ilustrasi Cokelat (Pixabay/AlexanderStein)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah cokelat batang berumur 120 tahun ditemukan dalam kondisi utuh oleh konservator Perpustakaan Nasional Australia. Cokelat tertua di dunia ini diduga datang dari Perang Boer tahun 1900.

Menyadur ABC News Senin (21/12), cokelat ini ditemukan di dalam kotak penyimpanan milik penyair Australia Andrew Barton Paterson yang akrab dipanggil The Banjo.

Enam batang cokelat yang terlihat utuh ini dibalut dalam jerami dan kertas alumuminium. Banjo menyimpan cokelat ini bersama kertas-kertas miliknya. 

Staf laboratorium konservasi Perpustakaan Nasional Australia tak menyangka menemukan cokelat di antara tumpukan puisi, buku harian, dan kliping koran miliknya.

Baca Juga: Spesies Baru, Ilmuwan Temukan Fosil Piton Tertua di Dunia

"Ada bau yang cukup menarik saat itu dibuka. (Ternyata) sebungkus cokelat tua milik Banjo, dengan cokelat yang masih terbungkus di dalam kotak" kata konservator Perpustakaan Nasional Australia (NLA) Jennifer Todd.

Ilustrasi cokelat. (Pixabay/kwol)
Ilustrasi cokelat. (Pixabay/kwol)

Cokelat yang ditemukan utuh itu menggelitik rasa penasaran konservator. Timbul pertanyaa, mengapa Banjo tak memakannya?

Sebuah teori mengatakan bahwa Banjo sengaja menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari Ratu Victoria untuk menghibur pasukan yang turun ke medan pertempuran saat Perang Boer.

Teori ini muncul karena kaleng cokelat memiliki lambang Kerajaan Inggris dengan pesan 'Afrika Selatan, 1900. Saya ucapkan selamat tahun Baru, Victoria RI'.

Banjo pernah dikirim ke Afrika pada Oktober 1899 oleh harian Sydney Morning Herald dan The Age untuk meliput Perang Boer. Ia kembali ke Australia setahun kemudian.

Baca Juga: Berusia 81 Tahun, Hewan Ini Dapat Gelar Ikan Terumbu Tertua di Dunia

Kaleng coklat dan kliping koran milik Banjo Paterson selama jadi wartawan perang dipegang sendiri olehnya sampai ia meninggal pada 1941. Setelah itu, berkasnya diwariskan turun temurun sebelum diakuisisi oleh National Library of Australia tahun lalu.

Sekarang Perpustakaan Nasional Australia memulai upaya untuk melestarikan dan mendigitalkan koleksi Banjo supaya bisa dibagikan kepada dunia.

REKOMENDASI

TERKINI