Suara.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengumumkan penutupan (lockdown) baru untuk London dan sebagian besar Inggris Tenggara dan Timur.
"Tidak ada alternatif yang terbuka untuk saya, ”kata Johnson pada konferensi pers hari Sabtu, menjelaskan bahwa pembatasan terbaru adalah tanggapan terhadap varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat.
“Mungkin hingga 70 persen lebih menular dibandingkan versi penyakit sebelumnya. Masih banyak yang belum kita ketahui. Kita sudah tahu lebih dari cukup untuk memastikan bahwa kita harus bertindak sekarang,”katanya, Dilansir dari laman New York Post mengutip Financial News, Minggu (20/12/2020).
Menurut juru bicara perdana menteri, kasus virus corona telah berlipat ganda di London dalam seminggu terakhir, dengan varian virus baru menyumbang 60 persen dari infeksi baru.
Baca Juga: Alvin Lie Desak Pemerintah Lakukan Lockdown 20 Desember - 4 Januari
Aturan yang lebih ketat mulai berlaku pada Sabtu tengah malam (waktu setempat) dan diperpanjang setidaknya dua minggu.
Jutaan penduduk akan diminta untuk membatalkan rencana liburan dan perjalanan serta tinggal di rumah kecuali untuk bekerja, berolahraga atau mengasuh anak. Semua bisnis yang tidak penting harus tutup setidaknya hingga 30 Desember mendatang.
“Saya tahu seberapa besar emosi orang-orang yang diinvestasikan di sepanjang tahun ini. Saya tahu betapa mengecewakannya hal ini. Tidak ada alternatif yang terbuka untuk saya,” kata Johnson pada konferensi pers.
Johnson telah berdebat di Parlemen pada Rabu lalu bahwa ada kesepakatan dengan suara bulat bahwa rencana liburan yang ada, harus dilanjutkan dan menuduh Partai Buruh Keir Starmer ingin membatalkan Natal karena memperingatkan tentang pelonggaran aturan Covid-19 selama Natal, Sky News melaporkan.
Pada saat itu, dia mengetahui tentang jenis baru virus tersebut. Pekan lalu, setidaknya 60 wilayah berbeda di Inggris mengalami infeksi dari varian yang lebih menular.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Kabupaten Gowa Akan Kembali Lockdown?